Meski keduanya diciptakan dengan kondisi fisik dan kepribadian yang berbeda. Tetapi keduanya harus mampu bekerja sama dengan baik melaksanakan tanggung jawab yang Allah bebankan.
Baca Juga: Kiat Membangun Rumah Tangga dengan Penuh Cinta dari Ustadzah Halimah Alaydrus
Al-Qur’an sendiri tidak pernah membedakan sebutan bagi seorang istri dengan lafal zaujah (زوجة).
Dalam banyak ayat Al-Qur'an menyebut istri dengan lafal zauj (زوج),, lafal tersebut dipakai untuk makna suami.
Harusnya untuk makna istri adalah lafal zaujah (زوجة), tetapi Alquran tetap menyebut istri dengan lafal zauj (زوج) sebutan seorang suami yang berarti menyatakan kesetaraan.
Coba perhatikan beberapa ayat-ayat Alquran sebagai berikut:
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا رَبَّكُمُ الَّذِيْ خَلَقَكُمْ مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا
"Wahai manusia! Bertakwalah kepada Tuhanmu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam), dan (Allah) menciptakan pasangannya (Hawa) dari (diri)-nya..." (QS An-Nisa: 1).
هُوَ ٱلَّذِی خَلَقَكُم مِّنْ نَّفْسٍ وَّاحِدَةٍ وَّجَعَلَ مِنۡهَا زَوْجَهَا
"Dialah yang menciptakan kamu dari jiwa yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya" (QS Al-A'raf: 129).