Asal-usul Kerajaan Mataram dan Profil 10 Raja Penguasanya

- 15 November 2022, 16:09 WIB
Ilustrasi Kerajaan Mataram yang memiliki asal usul dan dipimpin beberapa raja.
Ilustrasi Kerajaan Mataram yang memiliki asal usul dan dipimpin beberapa raja. /

Pada tahun 1625, sultan melancarkan penaklukkan yang terkenal terhadap Surabaya. Menyusul Pati, Giri, dan Blambangan. Hubungan politik Mataram dengan VOC di Batavia memburuk sejak 1624. Mataram menggempur Batavia pada tahun 1628 dan 1629, dan keduanya berujung kegagalan.

Pada masa kekuasaannya Mataram meningkatkan produksi dan ekspor beras melalui pelabuhan Pantai Utara Jawa. Ia juga membangun komplek perkotaan baru di Plered, komplek pemakaman Girilaya, dan Makam Imogiri. Sultan Agung juga mengeluarkan kalender tahun Jawa yang merupakan kombinasi penanggalan Islam dan Hindu.

Baca Juga: Peninggalan Kerajaan Mataram Islam yang Masih Dapat Dijumpai, Salah Satunya Pertapaan Kembang Lampir

4. Raden Mas Sayidin/ Amangkurat I (tahun 1646-1677).

Sultan Agung wafat pada tahun 1645, digantikan putranya Raden Mas Sayidin. Sesuai perencanaan pada periode sebelumnya mengenai perkotaan baru di daerah Plered, ia memindahkan pusat kekuasaan dari Kotagede dua tahun kemudian.

Amangkurat I diketahui kurang mampu meraup dukungan dari rakyat dan pejabat kerajaan, sehingga ia mulai mendekati VOC. Aksi ini menimbulkan ketidaksenangan di kalangan keraton, terlebih Amangkurat bersikap ekstrim terhadap para penentangnya.

Kekacauan memuncak ketika Trunojoyo pada 1670-an memberontak, merebut wilayah pantai utara dan keraton Plered pada 1677. Amangkurat melarikan diri menuju Cirebon, namun wafat dalam perjalanannya.

5. Pangeran Adipati Anom/ Amangkurat II (tahun 1677-1703).

Pada masa ini, Kesultanan Mataram dikenal dengan nama Kasunanan Kartasura. Karena pusat kekuasaan berpindah ke Kartasura, dan raja yang menggunakan gelar Susuhunan (Sunan). Amangkurat II melanjutkan gerakan melawan pemberontakan Trunojoyo.

Tahun 1678 dengan bantuan VOC berhasil menghancurkan pusat pemberontakan di Kadiri. Meski begitu, gejolak masih berlangsung sampai dengan tahun 1681. Akibat hancurnya Plered, ia memindahkan kekuasaannya ke Kartasura.

Halaman:

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x