Keramat Wali Allah, Kisah Kyai As’ad Situbondo dan Songkok yang Mengelabui Penjajah

- 6 Agustus 2022, 16:15 WIB
Kyai As'ad dan keramat songkok yang mengelabui penjajah.
Kyai As'ad dan keramat songkok yang mengelabui penjajah. /Tangkapan layar kanal YouTube/DUA AUFA

 

PORTAL MAJALENGKA - Seperti kita ketahui bersama, bahwa kemerdekaan Republik Indonesia diraih atas perjuangan para pahlawan.

Di antara sederet para pahlawan yang memperjuangkan kemerdekaan, salah satunya adalah para ulama atau kyai yang ikut andil dalam mengusir penjajah dari Bumi Pertiwi.

Kyai Raden As’ad lahir pada tahun 1897 Masehi di sebuah perkampungan dekat Masjidil Haram di Mekah.

Ayahnya bernama Raden Ibrahim atau yang lebih dikenal dengan KR Samsul Arifin dan ibunya Siti Maimunah.

Baca Juga: Keramat Wali Allah, Kisah Kyai As’ad dan Pendaratan Helikopter Presiden Soeharto

Kyai Raden As’ad adalah seorang pejuang yang membentuk barisan pejuang yang diberi nama Barisan Pelopor. Anggotanya adalah orang-orang dari daerah Situbondo, Bondowoso, Jember, Banyuwangi, dan pulau Madura.

Uniknya Barisan Pelopor ini, anggotanya tidak hanya dari para santri saja, tetapi juga dari kalangan penjahat yang dididik Kyai As’ad untuk memiliki jiwa Nasionalisme.

Beliau berjuang di masa pendudukan Belanda, pengusiran terhadap tentara Jepang, dan penumpasan gerakan 30 september.

Kyai As’ad juga berperan sebagai mediator berdirinya jam’iyyah Nahdlatul Ulama dan anggota dari konstituante Pada tahun 1957 sampai dengan 1959.

Baca Juga: Karomah Wali Allah, Kisah Pertemuan Seorang Wanita dengan Kyai As'ad di Tahun 2011

Kyai As’ad dikenal sebagai seorang kyai yang sakti, beliau mempunyai keramat ilmu agama yang mumpuni yang dipadukan dengan ilmu bela diri.

Dalam catatan Kyai Haji Abdul Mun’im, pada saat sekutu kembali melakukan Agresi Militer ke Indonesia, mereka telah menyiapkan titik-titik yang dianggap strategis untuk digempur dan dihancurkan.

Tentara Belanda telah mengetahui bahwa Indonesia mempunyai banyak kyai sakti yang menjadi penghalang jalannya kolonialisasi.

Pada saat pesawat Belanda mencari posisi Pesantren Kyai As’ad, beliau menyembunyikan keberadaan pesantrennya dengan wasilah menaruh songkok atau peci miliknya di halaman Pesantren.

Baca Juga: Kitab Fikih Muhammadiyah Bukan Tulisan KH Ahmad Dahlan

Para santrinya diperintahkan untuk memagari pesantren dengan benang songkok, benang tersebut oleh Kyai Asad sebelumnya telah dibacakan hizib.

Rupanya pesawat Belanda tidak bisa menemukan jejak keberadaan Pesantren Kyai As’ad serta tank-tank Belanda tidak mampu mendeteksi keberadaan pesantren tersebut.

Pada hari berikutnya, Kyai As’ad menyuruh seorang santrinya untuk meletakkan lagi songkok beliau di tengah hutan.

Santri tersebut langsung membawa songkok dan meletakkannya di tengah hutan sesuai perintah Kyai As’ad.

Baca Juga: RAHASIA Sholat Sunnah Tahajud Diungkap Gus Baha

Benar saja, selang beberapa saat, pesawat tempur Belanda kembali melacak keberadaan Pesantren Kiai Asad.

Para tentara Belanda melihat bangunan sebuah pesantren di tengah-tengah hutan tersebut, tanpa basa-basi, Belanda menghancurkan Pesantren tersebut dengan membombardir sampai luluh lantak.

Keesokan harinya, seorang santri diperintahkan oleh Kiai Asad untuk mengambil songkok yang kemarin diletakkan di tengah hutan.

Sesampainya di tengah hutan, santri tersebut terkejut karena melihat kondisi di tengah hutan telah hancur porak-poranda karena dibombardir oleh pasukan Belanda.

Baca Juga: Kisah Nyata Keramat Gus Muwafiq soal Melipat Waktu, Wali Allah yang Sangat Sakti

Santri tersebut bertambah heran lagi saat menemukan songkok Kyai Asad masih utuh tanpa rusak sedikitpun.

Melalui kisah ini kita dapat belajar dari para ulama dan para kyai dalam berjuang memerdekakan Bangsa ini.

Bukan saja berbekal pikiran dan kekuatan fisik, namun juga disertai mujahadah pada Allah SWT. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Youtube Dua Aufa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah