Terpecahnya Wilayah-Wilayah Menjadi Kadipaten, Akhir dari Kerajaan Majapahit

- 2 Agustus 2022, 11:08 WIB
Ilustrasi runtuhnya Kerajaan Majapahit. Terpecahnya Wilayah-Wilayah Menjadi Kadipaten, Akhir dari Kerajaan Majapahit
Ilustrasi runtuhnya Kerajaan Majapahit. Terpecahnya Wilayah-Wilayah Menjadi Kadipaten, Akhir dari Kerajaan Majapahit /

PORTAL MAJALENGKA - Penyerangan Dyah Ranawijaya Girindrawardhana ke ibukota Majapahit, adalah awal mula keruntuhan Majapahit.

Demikian menurut Hasan Djafar Pakar arkeologi dan epigrafi dalam buku Masa Akhir Majapahit: Girindrawardhana dan Masalahnya. 

Akibat perang suksesi tersebut yang berpuncak pada peristiwa terbunuhnya Brhe Kertabhumi sedikitnya terbukti dengan terpecah belahnya kekuasaan Majapahit menjadi kadipaten-kadipaten kecil yang terbebas dari kekuasaan Majapahit.

Baca Juga: Senja Kala di Majapahit, Perebutan Tahta dan Terbunuhnya Kertabhumi di Keratonnya

Jika pada masa kekuasaan Sri Prabu Kertawijaya pada tahun 1447-1451 Masehi wilayah utama Majapahit yang terpantau masih sekitar 24 negara daerah yang merupakan nagara sakawat-bhumi (negara vassal).

Seperti Daha, Kahuripan, Jagaraga, Pajang, Tanjungpura, Mataram, Pajang, Wengker, Kabalan, Tumapel, Singhapura, Kertabhumi, Kembangjenar, Lumajang, Wirabhumi, Matahun, Keling, Pandansalas, Paguhan, Kalingapura, Pamotan,
Lasem, Pakembangan, dan Pawanuhan.

Maka pada masa akhir Majapahit di bawah kekuasaan keturunan Girindrawardhana, telah bermunculan wilayah-wilayah baru seperti Demak, Pengging, Giri, Sengguruh, Tepasana, Garudha, Surabaya.

Baca Juga: Mengenal Sosok Al Kazwini, Ilmuan Ahli Ilmu Falak dan Geografi Nomor Satu

Kemudian secara organik disusul munculnya kadipaten-kadipaten gurem seperti Japara, Samarang, Kendal, Pati, Tuban, Siddhayu, Gresik, Pamadegan, Arosbaya, Sumenep, Puger, Babadan, Macan Putih, Pasuruhan, Kedhawung.

Ada juga Dengkol, Banger, Proppo, Gerongan, Gending, Panjer, Keniten, Srengat, Jamunda, Hantang, Pamenang, Balitar, Rawa, Kampak, Pesagi, Mahespati.

Atlas Walisongo juga menyebut Pasir, Uter, Wirasari, Wedi, Taji, Bojong, Juwana, Batu Putih, Gumena, Tedunan, Jaratan, Kajongan, Pati, dan Rajegwesi, sebagai wilayah baru yang satu sama lain mengaku penerus Majapahit sehingga sering pecah peperangan di antara mereka.

Baca Juga: Kisah Romantisme Gus Dur dan Langit, Hujan Berhenti Saat Gus Dur Datang

Sementara itu, sejak ibukota kerajaan dipindah ke Daha-Kadhiri, Majapahit berangsur-angsur terkucil menjadi negara agraris yang terkunci di daratan (land-locked) dan tidak mampu berkembang.

Pelaut-pelaut Portugis yang datang pada awal abad ke-15 Masehi masih mencatat bahwa Majapahit sebagai kerajaan masih disebut-sebut
orang di pedalaman Daha.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Atlas Walisongo


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x