"Empat bulan yang lalu saya membeli kurma di sini, dari seorang pedagang tua, kemana da sekarang," tanya Ibrahim Bin Adham.
"Sudah meninggal sebulan yang lalu. Saya sekarang meneruskan pekerjaannya berdagang kurma," jawab anak muda itu.
"Innalillahi wainnailaihirojiun. Kalau begitu kepada siapa saya mau minta penghalalan," kata Ibrahim.
Lantas Ibrahim menceritakan peristiwa yang dialaminya pada 4 bulan yang lalu itu.
"Nah begitulah," kata Ibrahim bin Adham setelah bercerita.
Baca Juga: TRIK KHUSUS Abu Nawas Sang Wali Sufi dalam Menghadapi Perampok, Sangat di Luar Dugaan
"Engkau sebagai ahli waris orang tua itu maukah engkau menghalalkan sebutir kurma milik ayahmu yang terlanjur kumakan tanpa izinnya?," tanaya Ibrahim bin Adham.
"Bagi saya tidak masalah. Insyaallah saya lakukan tapi entah dengan saudara-saudara saya yang jumlahnya sebelas orang. Saya tidak berani mengatasnamakan mereka karena mereka mempunyai hak waris sama dengan saya," jawab anak muda itu.
Setelah menerima alamat, Ibrahim bin Adham pergi menemui ke sebelas orang anak itu. Walaupun berjauhan, akhirnya Ibrahim bin Adham dapat menyelesaikannya.
Baca Juga: PESAN MENDALAM Abu Nawas Sang Wali Sufi, Menyadarkan Manusia dengan Cara Konyol