Dengan senyum semringah, KH Ahmad Dahlan lalu mengambil sebutir sawo yang sudah matang sambil berbincang santai dengan Mbah Hasyim.
"Begitu juga dengan ikan gurame ini, para santri lah yang mengembangbiakannya," ujar Mbah Hasyim Asy'ari memberitahu.
"Masya Allah, pandai pula mereka bertani dan beternak ikan," tutur KH Ahmad Dahlan penuh kekaguman.
"Alhamdulillah, sedikit potensi kita coba sebisa-bisanya, Kyai. Maaf cuma ini yang bisa kami suguhkan," balas Mbah Hasyim.
"Sudah lebih dari cukup, Kyai. Terimakasih. Terimakasih," kata KH Ahmad Dahlan.
Baca Juga: TERNYATA! Jin Ini yang Hadir dan Membantu Pengajian, Keramat Wali Abah Guru Sekumpul
Dua orang ulama besar itu kemudian lanjut berbincang-bincang, sesekali terdengar galak tawa dari obrolan mereka.
Sebab, sudah lama keduanya tidak bertemu. Percakapan di antara mereka pun akhirnya mengarah pada kenangan masa-masa remaja sewaktu di pesantren Kyai Sholeh Darat.
Beberapa santri yang hadir dalam pertemuan itu pun turut tertawa, mereka ikut larut dalam suasana obrolan yang hangat dan akrab tersebut.
Usai mencicipi hidangan, KH Ahmad Dahlan lalu bertanya mengenai asal-usul pesantren Tebuireng. Kemudian Mbah Hasyim Asy'ari bercerita tentang masa-masa awal saat mendirikannya.