PORTAL MAJALENGKA - Gus Dur adalah tokoh yang dihormati dan dikagumi banyak orang. Tak pelak, rumahnya pun tak pernah sepi dari kunjungan para tamu, baik dari warga NU, pejabat, politisi, wartawan, dan lain sebagainya.
Biasanya, Gus Dur menerima tamu-tamunya dengan pakaian nonformal. Bahkan, ketika kondisi fisik beliau mulai melemah, para tamu tersebut diajak mengobrol sambil tiduran.
Suatu ketika, ada rombongan tamu berkunjung. Nuruddin Hidayat, salah satu santri Gus Dur, merasa terheran-heran karena Gus Dur minta untuk digantikan pakaiannya dengan kain sarung dan peci, seperti ketika mau shalat Idul Fitri. Seumur-umur, ia belum pernah melihat Gus Dur seperti itu.
Baca Juga: Kapal Jung Jawa Legenda Penakluk Lautan Nusantara, Dimulainya Peradaban Maritim
Rombongan tamu tersebut ditahan-tahan agar tidak masuk rumah terlebih dahulu, sampai Gus Dur dipinjami salah satu sarung milik santrinya agar bisa cepat berganti pakaian.
Tamu yang ternyata diketahuinya dari Aceh tersebut berpakaian sederhana, dekil, dan memakai celana seperti yang biasa dipakai bakul dawet (penjual dawet). Tamu tersebut diantar oleh seorang aktivis Aceh.
Perilaku Gus Dur dan tamunya juga aneh. Setelah keduanya bersalaman, Gus Dur duduk di karpet, demikian pula tamunya, tetapi tak ada obrolan di antara keduanya. Lalu Gus Dur tidur, tamunya juga tidur.
Suasana pun menjadi sunyi Sekitar 15 menit kemudian, sang tamu bangun dan langsung pamit pulang, sehingga tak ada pembicaraan penting apa pun antara keduanya.