Dengan tirakatnya itulah yang mengantarkan Manab kelak menjadi seorang ulama besar.
Hingga namanya berubah menjadi Kyai Haji Abdul Karim pendiri pesantren Lirboyo. Salah satu pondok yang mampu melahirkan ratusan ribu santri. Hal ini berkat tirakat yang dilakukan KH Abdul Karim atau Manab.
Salah satu tirakatnya bisa dilihat saat dia mengaji kepada Syaikhona Kholil Bangkalan.
Dikisahkan bahwa ada empat santri bersahabat saat di Bangkalan itu yakni Mbah Manab Mbah Ma’ruf Kedunglo Kediri, Mbah Anwar Alwi Paculgoang Jombang, dan Mbah Hasyim Asy’ari Jombang.
Baca Juga: Pengetahuan Islam, Para Nabi yang Hidup Semasa, Sebangsa dan Saling Bertemu
Menurut Mbah Ma’ruf Kedunglo, Mbah Manab sebenarnya bertabiat keras tapi penyabar dan ilmunya biasa-biasa saja namun istiqomah serta kezuhudannya luar biasa.
Karena zuhudnya itulah beliau sama sekali tidak kenal uang. Rumah Mbah Manab bahkan pernah hampir roboh karena rusak berat. Namun beliau diam saja hingga Mbah Nyai Dlomroh (istri Mbah Manab) yang memperbaikinya.
Saat masih nyantri di Bangkalan, Mbah Manab mendapat tugas khusus dari gurunya Mbah Kholil menguras jamban milik Mbah Kholil.
Perintah itu Manab lakukan dengan tulus, jamban itu dikuras sampai bersih bahkan sangat bersih seperti tidak ada kotoran lagi di jamban itu.
Para santri lain melihat itu takjub, Manab santri sosok yang luar biasa menjalankan perkataan kyainya.