Dua Keramat Wali Sunan Gunung Jati yang Harus Diamalkan, Diyakini Membawa Keberkahan

- 23 Juli 2022, 18:21 WIB
Sunan Gunung Jati meninggalkan banyak amanat yang diantaranya menitipkan tempat ibadah dan fakir miskin
Sunan Gunung Jati meninggalkan banyak amanat yang diantaranya menitipkan tempat ibadah dan fakir miskin /lazada

PORTAL MAJALENGKA - Sosok wali yang berasal dari Cirebon begitu masyhur dan tidak pernah sepi dari para penziarah. Dialah sosok Kanjeng Sunan Gunung Jati.

Sosok Sunan Gunung Jati selain menjadi pemimpin pemerintahan di Kesultanan Cirebon, juga sebagai ulama.

Atas perintah para Walisongo, Sunan Gunung Jati akhirnya menjadi Ulama sekaligus Umaro untuk mendakwahkan Islam di Jawa Barat.

Baca Juga: Asal Usul Kenapa Hanya Keluarga Kesultanan Kesepuhan yang Dimakamkan di Komplek Pemakaman Sunan Gunung Jati

Dalam memimpin Kesultanan Cirebon,  Sunan Gunung Jati berusaha unruk mensejahterakan masyarakat dan menuntun ke jalan yang benar.

Sunan Gunung Jati memiliki dua keramat yang akan membawa keberkahan bagi yang mengamalkannya.

Beliau menjadi pemimpin yang arif dan bijaksana. Bukti kepemimpinannya berhasil adalah banyak peninggalannya yang hingga saat ini masih dilestarikan dan diamalkan.

Keramat wali Sunan Gunung Jati dituangkan dalam turur atau jawokan kemudian menjadi sebuah ajaran atau pedoman hidup.

Baca Juga: TITISAN SAKTI Sunan Gunung Jati dan Prabu Siliwangi, Berikut Tanda-tandanya

Masyarakat mengenalnya dengan ajaran Sunan Gunung Jati. Ada 2 keramat wali yang masih dijaga dan diamalkan oleh keturunan dan Masyarakat Cirebon yaitu :

1. Ingsun Titip Tajug lan Fakir Miskin

Secara harfiah arti dari wasiat tersebut ialah saya titip tajug (sejenis mushalla atau langgar yang digunakan juga untuk mengaji) dan fakir miskin.

Lewat wasiat tersebut, Sunan Gunung Jati mengajarkan kita untuk saling menjaga rumah ibadah atau tempat belajar mengaji dan sejenisnya.

Tidak heran Sunan Gunung Jati meninggalkan banyak bangunan masjid, langgar, petilasan dan tempat lainnya berkaitan dengan tajug.

Bahkan mahar Sunan Gunung Jati kepada istrinya Nyi Pakungwati berupa Masjid Pakungwati yang saat ini bernama Masjid Agung Sang Cipta Rasa.

Kemudian Sunan Gunung Jati mengajarkan tentang bagaimana kita membantu masyarakat fakir dan miskin.

Poin inti dari wasiat Sunan Gunung Jati adalah keberadaan tajug dan fakir miskin senantiasa dijaga dan diperhatikan.

Baca Juga: Asal Usul Tradisi Masyarakat Jawa Warisan Sunan Ampel yang Perlu Anda Tahu

2. Sugih Bli Rerawat, Mlarat Bli Gegulat

Kendati tidak sepopuler bila dibandingkan wasiat pertama di atas, sebagian masyarakat Cirebon juga mengenal mutiara pesan lain yang juga diyakini bersumber dari Syekh Syarif Hidayatullah.

Pesan kedua tersebut artinya menjadi kaya bukan untuk pribadi, menjadi miskin bukan untuk menjadi beban bagi orang lain.

Jadi bagi masyarakat Cirebon bahwa ketika diberi rezeki lebih, itu berarti ada hak yang dimiliki orang lain khususnya fakir dan miskin.

Kemudian ketika belum mendapatkan rezeki yang cukup, maka tidak boleh mebebani orang lain apalagi melakukan hal yang menyimpang dari norma agama.

Baca Juga: KERAMAT WALI SAKTI Tuan Guru Sekumpul Bikin Melongo Seorang Pastur, Begini Kisahnya

Wasiat yang ditururkan turun temurun merupakan pesan Sunun Gunung Jati.

Keduanya saling menguatkan, di samping mengingatkan umat Islam supaya menghidupi tempat ibadah dan majelis tempat menimba ilmu.

Kemudian juga mendorong kepada golongan orang yang kuat dan mampu agar senantiasa memiliki empati dan kepedulian kepada fakir miskin, atau kelompok yang lemah dalam berbagai segi baik lemah secara ekonomi, ilmu maupun politik.

Sementara pesan kedua secara tersirat menekankan supaya golongan lemah yang mendapatkan uluran tangan atau santunan dari  orang lain, tidak menjadi bergantung selamanya pada bantuan orang lain tersebut.

Baca Juga: WASIAT WALI QUTUB Buka Rahasia tentang Akhir Zaman, Ini yang Harus Dilakukan

Melainkan mereka nantinya juga dituntut bisa mengembangkan kehidupan yang mandiri dalam berbagai aspek.

Banyak pesan lainnya yang dituturkan Sunan Gunung kepada masyarakat dalam berbagai bentuk, baik simbol budaya, tutur, jawokan dan lainnya. *

Editor: Ayi Abdullah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah