RAJA JIN ABU DHABI Dipanggil Tuan Guru Sekumpul untuk Hadapi Para Dukun yang Serang Gus Dur

- 6 Juli 2022, 16:00 WIB
RAJA JIN ABU DHABI Dipanggil Tuan Guru Sekumpul untuk Hadapi Para Dukun yang Serang Gus Dur
RAJA JIN ABU DHABI Dipanggil Tuan Guru Sekumpul untuk Hadapi Para Dukun yang Serang Gus Dur /facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Tuan Guru Sekumpul seorang wali yang miliki keramat sakti, diketahui miliki kedekatan khusus dengan Gus Dur.

Ada sebuah kisah menarik yang diceritakan oleh Ketua LTN PCNU Kabupaten Banjar di acara mustasiar PBNU 1994 sampai 1999, tentang Tuan Guru Sekumpul dan Gus Dur, berikut kisahnya.

Menjelang pemilu tahun 1982 KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur, ia paling keras mengusung wacana agar NU kembali ke khittah 1926.

Baca Juga: MISTERI Air Keramat Bekas Wudlu Syekh Subakir di Karimun Jawa, Walisongo Sebelum Sunan Gunung Jati

Dua tahun berikutnya wacana itu kemudian benar-benar disepakati pada muktamar NU di Situbondo.

Kembalinya NU pada rel 1926 tidak terlibat dalam politik praktis tentu saja tidak diinginkan sekaligus tidak disukai sebagian orang.

Sehingga banyak gangguan yang dilancarkan termasuk dari kalangan para Dukun yang mengirim pasukan Gaib untuk membubarkan muktamar terutama menyerang Gus Dur.

Baca Juga: PANITIA ACARA DIBUAT DAG DIG DUG Oleh Gus Dur, Malaikat Duduk di Samping Gus Dur

KH M As'ad Situbondo selaku tuan rumah tak ingin muktamar diganggu-ganggu maka beliau kemudian menghubungi KH M Zaini bin Abdul Gani.

Sebagaimana cerita Tuan Guru Sekumpul, agar mengontak Raja Jin Islam di Abu Dhabi. Sehingga gangguan Gaib dari para Jin saat itu dihadang dari bangsa Jin sendiri.

Keterlibatan Tuan Guru Sekumpul dengan Nahdlatul Ulama makin instan pada muktamar (NU) 1994 (lihat tulisan Fairuz Salim Gus Dur dan guru sekumpul sebuah pertemuan).

Baca Juga: Karomah Kyai Aqil Siraj Cirebon, Mendapat Isyarat Kematian Saat Menjelang Wafat

Tuan Guru Sekumpul diundang oleh Gys Dur untuk datang pada muktamar (NU) tersebut, namun karena aral melintang (kesehatan) beliau tidak jadi datang.

Kendati Tuan Guru Sekumpul tidak bisa hadir, nama beliau (KH Muhammad Zaini bin Abdul Gani) tercantum sebagai salah satu dari sembilan mustasyar.

Penasehat PBNU periode 1994 1999 dewan penasehat adalah strata tinggi dalam struktur pengurusan (NU).

Lebih jauh (NU) bukanlah organisasi yang baru dikenal Tuan Guru Sekumpul, sebab para Guru beliau di ponpes Darussalam, Adalah pendiri sekaligus pengurus (NU) di masanya. Sebut saja, KH Abdul Qodir Hasan atau yang dikenal dengan julukan Guru Tuha.

Beliau adalah pendiri sekaligus pemimpin pertama (NU) di Martapura. Kemudian KH Husein Ali (anak dari Syekh Ali al-banjari) ditunjuk sebagai katupnya (sekretaris).

Tidak hanya Guru Tuhan dan KH Husein Ali yang mengurus (NU) sejumlah nama ulama besar lainnya juga berkecimpung di dalamnya.

Sebut saja KH Salim Ma'ruf, KH Seman Mulia, KH Salman Jalil, dan didukung para ulama yang menjadi pengajar di ponpes Darussalam.

Bahkan orang yang menyuruh Guru Tuhan menemui Syekh Hasyim Asy'ari (menurut penuturan KH Syaifudin Zuhri Banjar indah).

Adalah Guru Ulama Banjar saat itu beliau adalah Syekh Kasyful Anwar Al banjari pimpinan ketiga Ponpes Darussalam.

Syekh Lasyful Anwar Al banjari dengan Syekh Hasyim Asy'ari, 1 alumni yakni sempat menimba ilmu pada Ulama di tanah Haram.

Salah satunya pada Syekh Bakri Satha (pengarang I'natut tholibin).

Karena itu (NU) kemudian diwarisi para Ulama Banjar berikutnya, seperti:

1. KH Khalilurrahman bin KH Salim Ma'ruf,
2. KH Hasanuddin bin KH Badrudin M Fadlan (sepupu abah guru) dan
3. KH Muhammad bin KH Husein Ali.

Hampir semua ulama yang mengurusi (NU) di Martapura ada keterkaitan keluarga (keturunan) dengan Syekh Muhammad Arsyad Al banjari (Datuk kelampayan).

Jadi kurang tepat jika ada orang yang mengaku pengikut Datuk kelampaian namun mengabaikan Ulama yang menjadi penerus perjuangannya.

Nah semoga tidak ada lagi orang Banjar yang seolah berkata kami Aswaja Banjar tidak perlu (NU).

Pernyataan-pernyataan yang seperti ini adalah pernyataan dari orang yang kurang mengerti sejarah para ulama Nusantara.

Syarif Husein muda digulingkan king Saud dan Wahabi karena orang Aswaja tidak memiliki kekuatan organisasi.

Padahal Aswaja di tanah Haram pada waktu itu mayoritas setelah King Saud berkuasa dengan ideologi wahabinya.

Ratalah kubah-kubah makam para istri dan sahabat Rasul, hilanglah peninggalan sejarah yang mengingatkan pada perjuangan mereka, bahkan makam Rasulullah SAW juga mau diratakan.

Menanggapi betapa pentingnya organisasi NU khabib Abu bakar Al Mansur (kakak Habib Umar Bin hafidz) berkata Indonesia beruntung memiliki NU.

(NU) itu Aswaja banyak yang ingin merobohkannya, dan amat Malang jika dia roboh di tangan orang-orang Aswaja.

Yang tidak tahu bahwa benteng (NU) itu, di dapat dengan darah keringat dan air mata ulama pendahulunya, Al Fatihah untuk Abah Guru sekumpul dan Gus Dur.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Pecinta Para Wali


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah