Perubahan nama Joko Piturun atau Raden Katong lakukan karena masyarakat Ponorogo awalnya sangat percaya terhadap dewa.
Sehingga Joko Piturun mengaku bahwa dirinya adalah jelmaan dewa atau Batoro.
Nama Batoro kemudian disatukan dengan nama panggilannya Raden Katong sehingga menjadi Batoro Katong.
Menurut catatan sejarah, Ponorogo berdiri pada hari Ahad Pon Tanggal 1 Bulan Besar, Tahun 1418 saka.
Tahun bertepatan dengan Tanggal 11 Agustus 1496 M atau 1 Dzulhijjah 901 H. Selanjutnya tanggal 11 Agustus ditetapkan sebagai Hari Jadi Kabupaten Ponorogo.
Dikisahkan pada saat itu wilayah Wengker hidup seorang manusia sakti mandraguna yang dikenal dengan nama Ki Ageng Kutu.
Ki Ageng Kutu mengasingkan diri dari Majapahit karena tidak suka terhadap Raja Majapahit yang menikah dengan putri dari Champa yang beragama Islam.
Ki Ageng Kutu pun mengasingkan diri ke daerah Wengker, ia pun menghimpun pasukannya sendiri.
Wilayah Wengker yang dipimpin oleh Ki Ageng Kutu dinilai berbahaya oleh kesultanan Demak Bintoro.