Namun, pesantren Syekh Quro saat itu tidak berjalan dengan lancar karena meresahkan Prabu Anggalarang, Raja Pajajaran.
Kegiatan dakwah Syekh Quro meresahkan karena berdekatan dengan Bandar Karawang yang strategis bagi Kerajaan Pajajaran.
Baca Juga: PRABU SILIWANGI Dikenal di Mancanegara Sebagai Kesatria, Berikut Kisahnya
Syaikh Quro diminta menghentikan kegiatan dakwahnya dan diperintah untuk meninggalkan
Karawang.
Akhirnya, Syaikh Quro mematuhi perintah Prabu Anggalarang untuk meninggalkan Karawang dan pergi ke Malaka.
Ketika berpamitan kepada Ki Gedeng Tapa, sahbandar Muara Jati di Cirebon, Syaikh Quro dipercaya untuk mendidik Nyi Subang Larang.
Puteri Ki Gedeng Tapa itu diminta untuk diajari Agama Islam di Malaka.
Tak lama di Malaka, Syaikh Quro dikisahkan kembali ke Karawang dan mendirikan langgar (mushalla) tidak jauh dari pelabuhan.
Seperti semula, dakwah Syaikh Hasanuddin mendapat sambutan penduduk setempat.
Tidak butuh waktu lama, langgar itu sudah berkembang menjadi pesantren tempat penduduk belajar Agama Islam.