PORTAL MAJALENGKA- Dalam catatan Kitab Purwaka Caruban Nagari diceritakan bahwa dua tahun setelah Syarif Hidayatullah lahir, Syarifah Muda’im kembali melahirkan Syarif Nurullah.
Tidak lama kemudian ayahandanya, Syarif Abdillah meninggal dunia.
Sepeninggal Syarif Abdillah, Kesultanan Mesir untuk sementara dilimpahkan kepada saudaranya Mahapatih Unkha Djutra dengan gelar Raja Onkah.
Baca Juga: Kisah Kyai Amin Sepuh Cucu Sunan Gunung Jati, Berdirinya Pondok Pesantren Babakan Ciwaringin Cirebon
Syarif Hidayatullah atau yang dikenal Sunan Gunung Jati dan Syatif Nurullah Kedua pangeran ini belum cukup umur untuk memimpin Kesultanan Mesir.
Sedangkan menurut buku Sejarah Kerajaan Tradisional Cirebon Syarif Abdillah meninggal saat usia Syarif Hidayatullah menginjak usia dua puluh tujuh tahun.
Sebagai putra tertua, Syarif Hidayatullah ditunjuk untuk menggantikan ayahandanya memerintah dikota Isma’illiyah.
Baca Juga: Kenakalan Pangeran Jaya Kelana, Putra Sunan Gunung Jati Hingga Buat Geger Kesultanan Cirebon
Akan tetapi Syarif Hidayatullah telah bertekad untuk melaksanakan harapan ibundanya Syarifah Muda’im atau dikenal Rara Santang untuk menjadi mubaligh di tanah Jawa, di Caruban khususnya.