Network
PORTAL MAJALENGKA - Perjalanan Sunan Gunung Jati menuntut ilmu bukan hanya pada satu guru saja. Sunan Gunung Jati muda seperti haus akan ilmu, mendatangi semua guru yang alim di Mekah.
Banyak guru yang didatangi Sunan Gunung Jati untuk belajar tentang berbagai ilmu agama. Beberapa guru Sunan Gunung Jati mengajarkan ilmu Thoriqoh atau ilmu Tarekat.
Di dalam Sejarah Wali, Sunan Gunung Jati dikisahkan berguru kepada Syaikh Najmurini Kubro di Mekah.
Baca Juga: Strategi Dakwah Sunan Gunung Jati dalam Menyebarkan Ajaran Agama Islam di Tatar Pasundan.
Dari Syekh Najmurini ini Sunan Gunung Jati mengambil ilmu tarekat yang bernama Naqsyabandiyah. Dua tarekat lainnya yang dipelajari Sunan Gunung Jati yaitu tarekat Istiqoi dan tarekat Syathari (Syathariyah).
Bukan hanya belajar tarekat, Sunan Gunung Jati juga belajar sampai mencapai makrifat. Dari semua pelajaran ini Sunan Gunung Jati dianugerahi nama oleh Syekh Najmurini dengan gelar Madzkurallah.
Setelah dirasa cukup menimba ilmu, Sunan Gunung Jati diperintah oleh gurunya Syaikh Najmurini Kubro untuk mencari guru yang lain.
Adapun guru yang ditunjuk Syekh Najmurini untuk Sunan Gunung Jati datangi yaitu kepada guru tarekat Syadziliyah.
Baca Juga: Komplotan Indra Kenz Diringkus, Admin Binomo Jadi Tersangka Keempat
Guru tarekat Syadziliyah waktu itu adalah Syaikh Muhammad Athaillah yang berbangsa Iskandiyah.
Setelah itu Sunan Gunung Jati pergi meninggalkan Mekah menuju Syadziliah, di utara Mekah. Disana Sunan Gunung Jati pun berguru tarekat Syadziliyah kepada Syaikh Athaillah.
Tidak hanya sampai disitu, Sunan Gunung Jati sampai memperoleh ilmu dzikir kepada Allah yang disebut Sigul Hirarya dan Tanarul al-Tarqu.
Itulah perjalan Sunan Gunung Jati dalam mempelajari ilmu tarekat dari guru guru besar yang berada di Mekah. Dilansir Portal Majalengka dari buku Atlas Walisongo, tentang perjalanan Sunan Gunung Jati dalam menuntut ilmu, semoga bermanfaat.
Baca Juga: Sunan Kalijaga Tokoh Walisongo Dikenal Sakti dengan Keramatnya Hingga Putranya Tidak Mempan Dibakar
Disclaimer: Sejarah pasti memiliki banyak versi yang berbeda, kami hanya menuliskan dari beberapa sumber yang ada. Wallahu'alam bishowab. *
