Nyimas Rara Santang langsung menerima lamaran Sultan Abdullah, hingga akhirnya pernikahan terjadi dengan Walang Sungsang sebagai wali menikahkan adiknya dengan sang sultan.
Pernikahan terjadi secara khidmat di Mesir dengan mengikuti Madzhab Imam Syafi’i. Setelah menikah dengan Sultan Abdullah, Nyimas Rara Santang tinggal di Mesir untuk waktu yang lama.
Sang kakak yaitu Walang Sungsang awalnya tinggal menemani adiknya di Mesir. Namun 6 bulan kemudian, Walang Sungsang memutuskan untuk kembali ke tanah Jawa.
Rara santang yang telah mengubah nama menjadi Syarifah Muda’im dikaruniai anak yang dinamai Syarif Hidayatullah.
Baca Juga: HUMOR GUS DUR, Buka Bersama dan Sholat Tarawih di Kediaman Soeharto
Perasaan bahagia menghiasi keluarga Syarifah Muda’im dan Sultan Abdullah, kemudian lahir anak kedua bernama Syarif Nurullah.
Saat Syarif Hidayatullah memasuki usia remaja, Sultan Abdullah meninggal dunia sehingga pengasuhan Syarif Hidayatullah sepenuhnya dipegang oleh Syarifah Muda’im.
Kegigihan dan kecerdasan luar biasa yang dimiliki Syarif Hidayatullah, membuatnya selalu bersemangat dan memiliki minat yang sangat tinggi pada bidang keilmuan.
Sehingga membuatnya berguru kepada banyak syekh besar yang tersebar di wilayah Timur Tengah. Hingga tahun 1470, Syarif Hidayatullah bersama dengan ibunya kembali ke tanah Jawa untuk menyebarkan Islam.