Syekh Siti Jenar Bagaikan Kisah Cinta Qais dan Layla Menurut DR Arrazy Hasyim MA

- 16 November 2021, 13:30 WIB
Ilustrasi Syekh Siti Jenar yang diibartkan mencitai Tuhan seperti cinta Qais kepada Layla
Ilustrasi Syekh Siti Jenar yang diibartkan mencitai Tuhan seperti cinta Qais kepada Layla /Gurauanwarga/

PORTAL MAJALENGKA - Satu pertanyaan yang sering kita dengar tentang Syekh Siti Jenar, apakah dia sesat atau tidak?.

Mengupas tuntas tentang Syekh Siti Jenar, DR Arrazi Hasyim MA menerangkan secara detail tentang Syekh Siti Jenar melalui video yang diunggah youtube Cafe Rumi Jakarta, 16 Mei 2021.

Arrazi Hasyim mengumpamakan Qais yang sangat mencintai Layla, begitu pula Syekh Siti Jenar mencintai Allah SWT.

Menggambarkan bagaimana Qais ketika memandang tembok yang begitu besar di depannya dan yang dia lihat adalah Layla pujaan hati.

Cinta yang begitu mendalam antara Qais dan Layla hingga memandang segalanya dengan rasa cinta yang ada di dalam hatinya.

Baca Juga: Salah Satu Karomah Gus Baha Seorang Ahli Tafsir Al-Quran yang Mendunia

Begitupun dengan Syekh Siti Jenar yang juga bernama Lemah Abang pada masa kecilnya.

Begitu cintanya Syek Siti Jenar kepada tuhannya menjadikan dia dimabuk cinta atau cinta buta, tak ada lagi ruang di hatinya dengan hal lain kecuali cintanya pada Allah SWT.

Sebutan Alhalaz atau yang di nusantara dikenal dengan Syekh Siti Jenar, hidup pada masa Sunan Kali Jaga dan juga pada masa walisongo lainnya.

DR Arrazi Hasyim MA menjelaskan bagaimana para wali atau awliya mewarisi ilmu-ilmu dari para sahabat yang berbeda. Ada yang mewarisi ilmu syariat seperti Sunan Kalijaga yang mewarisi ilmu dari Imam Abu Yazid Al Baghdadi.

Begitupun Syekh Siti Jenar yang mewarisi ilmu hakikat, yang merupakan warisan dari ulama terdahulu seperti Imam Al Arobi, sama-sama mewarisi ilmu berbeda antara syariat dan juga hakikat.

Baca Juga: Jangan Remehkan Salat Sunnah Rawatib, Jika Ingin Salat 5 Waktu Sempurna

Ilmu syariat didapatkan Sunan Kalijaga dan ilmu hakikat dimiliki Alhalaz atau Syekh Siti Jenar. Namun satu persamaan mereka yaitu sama-sama mewarisi ilmu para awliya terdahulu.

Ilmu tauhid yang dipelajari Syekh Siti Jenar menimbulkan rasa cinta yang teramat sangat dalam hati kepada penciptanya.

Hati Syekh Siti Jenar benar-benar dimabuk cinta antara makhluk kepada sang kholik. Hingga menimbulkan kalimat-kalimat kecintaan kepada sang pencipta.

Kecintaan Syekh Siti Jenar yang teramat sangat ini hingga menafikan semua yang ada di alam ini, dalam hatinya hanya ada Allah SWT, karena alam awalnya tidak ada dan diadakan oleh yang ada.

Hingga Syekh Siti Jenar menganggap alam ini tidak ada dan yang ada hanyalah yang sebelumnya ada itu sudah ada, dan ilmu inilah yang diwarisi Syekh Siti Jenar dari ulama hakikat yang lazim disebut Imam Wujudiah.

Baca Juga: 5 Amalan Penting di Bulan Rabiul Akhir, Salah Satunya Bisa Menyehatkan Tubuh

“Jika seseorang memahaminya dengan jalur kerohanian seperti al-hallaj dan Syekh Siti Jenar maka tidak ada kata aku, tidak ada alam, yang ada hanya Allah,” ucap Arrazi.

Hingga muncul kalimat dari diri Syekh Siti Jenar yang benar-benar dimabuk cinta kepada tuhannya yaitu satu kalimat, Allah wujud, dan wujud Allah adalah Syekh Siti Jenar. Di Nusantara lebih dikenal Manunggaling Kaulo Gusti.

Tingkatan Syekh Siti Jenar yang begitu tinggi karena ilmu hakikatnya, ini yang dirasa meresahkan oleh Sunan Kalijaga karena akan sangat fatal ketika awam yang salah tafsir dengan ajaran Syekh Siti Jenar.

Ditakutkan nantinya pengikut Syekh Siti Jenar akan menganggap bahwa wujud Allah itu adalah Syekh Siti Jenar, maka dewan wali memutuskan untuk menghakimi Syekh Siti Jenar demi menyelamatkan umat dari pemahaman yang salah dan fatal nantinya. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: youtube Cafe Rumi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah