Selain itu, masyarakat juga bersuka cita dengan bubur sura yang diyakini merupakan salah satu peninggalan Sunan Gunungjati yang dihormati dan kaya pesan.
Menurut Juru Bicara Keraton Kanoman, Ratu Raja Arimbi Nurtina, bubur sura dibuat keraton dengan bahan baku yang berasal dari sedekah hasil bumi masyarakat.
"Kami dan para abdi dalem yang mengolah kemudian disajikan," katanya.
Kuliner bubur sura terdiri dari bubur yang diberi aneka sayuran serta daun kemangi yang wangi.
Baca Juga: 5 Kuliner Khas Majalengka yang Tergolong Unik Termasuk Ketel, Berani Coba?
Sejumlah sumber menyebut, bubur melambangkan kelembutan dan kehangatan sikap keraton kepada rakyat.
Bubur juga mengandung pesan agar keraton maupun masyarakat Cirebon selalu menjaga kelembutan dan kehangatan di tengah pergaulan.
Sementara serai (sereh) dan aneka rempah menyebabkan bubur kaya aroma. Hal itu mengandung pesan agar seluruh warga Cirebon sebaiknya melakukan kebaikan dan meninggalkan keburukan agar selalu tercium mewangi.
Karena diyakini keburukan akan menghasilkan aroma yang tidak sedap, bahkan busuk.