Abu Nawas HAMIL dan MELAHIRKAN, Apa yang Sebenarnya Terjadi?

12 Juni 2023, 15:39 WIB
Abu Nawas HAMIL dan MELAHIRKAN, Apa yang Sebenarnya Terjadi? /Youtube/Humor Sufi Official

PORTAL MAJALENGKA - Abu Nawas yang merupakan sufi dan dikenal karena kejeniusannya sekaligus kocak bernama asli Abu-Ali Al-Hasan bin Hani Al-Hakami.

Abu Nawas juga seorang pujangga Arab. Dia dilahirkan di kota Ahvaz di negeri Persia. Sehingga darah Arab dan Persia mengalir di tubuhnya.

Abu Nawas sosok ulama kharismatik yang sangat cerdas serta keilmuannya sangat mashyur dan dipercaya sebagai Wali Allah.

Baca Juga: Kisah Kocak Abu Nawas Menjadi Dukun

Dilansir Portal Majalengka dari akun Facebook V Surawan Dibyosudarmo, berikut kisah Abu Nawas yang mengaku hamil dan melahirkan. Bagaimana kisahnya? Simak artikel ini sampai selesai.

Diikisahkan, Sultan Harun Al-Rasyid masygul berat. Konon, penyebabnya sudah tujuh bulan Abu Nawas tidak menghadap ke Istana.

Akibatnya, suasana Balairung jadi lengang, sunyi senyap. Sejak dilarang datang ke Istana, Abu Nawas memang benar-benar tidak pernah muncul di Istana.

Baca Juga: Informasi Apa Saja yang Wajib Diberikan Pemerintah Desa ke Masyarakat? Simak Ulasannya di Sini

“Mungkin Abu Nawas marah kepadaku,” pikir Sultan. Maka diutuslah seorang punggawa ke rumah Abu Nawas.

“Tolong sampaikan kepada Sultan, aku sakit hendak bersalin,” jawab Abu Nawas kepada punggawa yang datang ke rumahnya menyampaikan pesan untuk Sultan.

“Aku sedang menunggu dukun beranak untuk mengeluarkan bayiku ini,” kata Abu Nawas lagi sambil mengelus-elus perutnya yang buncit.

Baca Juga: Ini Aturan Baru Protokol Kesehatan Masa Transisi dalam Surat Edaran No 1 Tahun 2023

“Ajaib benar,” kata Sultan dalam hati, setelah mendengar laporan punggawa setianya.

“Baru hari ini aku mendengar kabar seorang lelaki bisa hamil dan sekarang hendak bersalin. Dulu mana ada lelaki melahirkan. Aneh," pikir Sultan. Maka timbul keinginan Sultan untuk menengok Abu Nawas.

Maka berangkatlah dia diiringi sejumlah menteri dan para punggawa ke rumah Abu Nawas.

Baca Juga: Puaskan Liburan Sekolah dengan Spot Foto Instagramable di Pondok Cai Pinus Kuningan

Begitu melihat Sultan datang, Abu Nawas pun berlari-lari menyambut dan menyembah kakinya, seraya berkata, “Ya tuanku Syah Alam, berkenan juga rupanya tuanku datang ke rumah hamba yang hina dina ini,” ucap Abu Nawas.

Sultan dipersilakan duduk di tempat yang paling terhormat. Sementara Abu Nawas duduk bersila di bawahnya.

“Ya tuanku Syah Alam, apakah kehendak peduli Syah Alam datang ke rumah hamba ini? Rasanya bertakhta selama bertahun-tahun baru kali ini tuanku datang ke rumah hamba,” tanya Abu Nawas.

 

Baca Juga: Kisah Kocak Abu Nawas Menjadi Dukun

“Aku kemari karena ingin tahu keadaanmu,” jawab Sultan. “Engkau dikabarkan sakit hendak melahirkan dan sedang menunggu dukun beranak. Sejak zaman nenek moyangku hingga sekarang, aku belum pernah mendengar ada seorang lelaki mengandung dan melahirkan, itu sebabnya aku datang kemari,” terang sang Raja.

Abu Nawas tidak menjawab. Ia hanya tersenyum.

“Coba jelaskan perkatanmu. Siapa lelaki yang hamil dan siapa dukun beranaknya,” tanya Sultan lagi.

Maka dengan senang hati berceritalah Abu Nawas. “Konon, ada seorang raja mengusir seorang pembesar istana. Tetapi setelah lima bulan berlalu, tanpa alasan yang jelas, sang Raja memanggil kembali, pembesar tersebut ke Istana, ini ibarat hubungan laki-laki dan perempuan yang kemudian hamil tanpa menikah.

Baca Juga: PATIH ONGKA, Gantikan Syekh Syarif Hidayatullah Sebagai Raja Ismailiyah Mesir

Tentu saja itu melanggar adat dan agama, menggegerkan seluruh negeri.
Lagi pula apabila seorang mengeluarkan titah, tidak boleh mencabut perintahnya lagi. Jika itu dilakukan, ibarat menjilat air ludah sendiri. Itulah tanda-tanda pengecut. Oleh karena itu harus berpikir masak-masak sebelum bertindak.

Itulah tamsil seorang lelaki yang hendak bersalin. Adapun dukun beranak yang ditunggu, adalah Baginda kemari,” tutur Abu Nawas.

”Dengan kedatangan baginda kemari, berarti hamba sudah melahirkan. Yang dimaksud dengan bersalin adalah hilangnya rasa sakit atau takut hamba kepada Bagind,” ucap Abu Nawas.

Baca Juga: SURO WARENG, Pendekar Sakti Tanah Jawa yang Taklukkan Pesisir Korea, Dikisahkan oleh Gus Muwafiq

“Ketika aku melarang kamu datang lagi ke istana, itu tidak sungguh-sungguh, melainkan hanya bergurau. Besok datanglah engkau ke istana, aku ingin bicara denganmu.

Memang di sana banyak menteri, tetapi tidak seperti kamu. Lagipula selama engkau tidak hadir di istana, selama itu pula hilanglah cahaya Balairungku,” ucap Baginda raja.

“Segala titah baginda, patik junjung tinggi tuanku,” sembah Abu Nawas dengan takzim.

Baca Juga: KAROMAH WALI SAKTI Syekh Abdul Muhyi Pamijahan, Mampu Berjalan di Dasar Lautan

Tetapi Sultan cuma geleng-geleng kepala. Dan tidak seberapa lama kemudian Sultan pun kembali ke Istana dengan perasaan heran bercampur geli.***.

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Husain Ali

Sumber: Facebook V Surawan Dibyosudarmo

Tags

Terkini

Terpopuler