Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar yang Banyak Dipertanyakan, Mengapa Berbeda? Ini Penjelasannya

6 April 2023, 08:00 WIB
Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar yang Banyak Dipertanyakan, Mengapa Berbeda? Ini Penjelasannya./https://www.freepik.com/ /

PORTAL MAJALENGKA - Mungkin diantara kita banyak bertanya, Mengapa peringatan Nuzulul Qur’an dan Lailatul Qadar yang dinyatakan malam turunnya Al-Qur'an bisa berbeda?

Nuzulul Qur’an oleh umat Islam di Indonesia khususnya diyakini dan diperingati setiap tanggal17 Ramadhan sebagai malam turunnya Al-Qur'an.

Pandangan turunnya Al-Qur'an pada Malam 17 Ramadhan tentu didukung sejarah Peristiwa Nuzulul Qu'ran terjadi pada 17 Ramadhan, di Gua Hira pada Tahun ke-41 dari kelahiran Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: 7 Langkah Bikin Ikan Channa Semakin Responsif Terhadap Keeper

Dimana saat itu, Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama ayat 1-5 dari Surat Al-‘Alaq.

Sementara Lailatul Qadar juga dipercaya sebagai malam kemuliaan yang karena dalamnya juga terjadi peristiwa agung turunnya Al-Qur'an.

Hal itu didasarkan pada firman Allah SWT yang menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada malam Lailatul Qadar (Surat al-Qadar ayat 1), yaitu malam paling spesial di bulan suci, malam yang sangat diharapkan seluruh umat Nabi Muhammad, ia lebih baik dari pada seribu bulan.

Baca Juga: Cek Prakiraan Cuaca BMKG Wilayah Ciayumajakuning Kamis 6 April 2023 sebelum Anda Beraktivitas

Lantas bagaimana korelasi antara dua narasi di atas?

Untuk menjawab hal tersebut beberapa pakar tafsir menjelaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan dua kali proses.

Pada proses pertama, Al-Quran diturunkan secara keseluruhan (jumlatan wahidah). Dan proses kedua, Al-Quran diturunkan secara bertahap (najman najman).

Baca Juga: CONTOH TEKS SAMBUTAN SINGKAT, Hari Raya Idul Fitri 1444 H Tahun 2023, Senang Covid-19 Hilang

Jadi sebelum diwahyukan atau diterima oleh Nabi Muhammad di bumi, Allah terlebih dahulu menurunkannya secara menyeluruh di langit dunia, terkumpul jadi satu di Baitul Izzah.

Selanjutnya malaikat Jibril menurunkannya kepada Nabi di bumi secara berangsur, ayat demi ayat.

Dimana penyampaiannya terjadi di waktu yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan selama dua puluh tahun, (pendapat lain dua puluh satu tahun).

Baca Juga: Diwarnai Debut Gol Witan, Persija Tempel Ketat Persib dalam Perebutan Runner Up BRI Liga 1 2022-2023

Menurut pakar tafsir terkemuka, Syekh Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi menegaskan:

وَلَا خِلَافَ أَنَّ الْقُرْآنَ أُنْزِلَ مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ لَيْلَةَ الْقَدْرِ عَلَى مَا بَيَّنَّاهُ جُمْلَةً وَاحِدَةً، فَوُضِعَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ فِي سَمَاءِ الدُّنْيَا، ثُمَّ كَانَ جِبْرِيلُ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَنْزِلُ بِهِ نَجْمًا نَجْمًا فِي الْأَوَامِرِ وَالنَّوَاهِي وَالْأَسْبَابِ، وَذَلِكَ فِي عِشْرِينَ سَنَةً

“Tidak ada perbedaan bahwa Al-Qur’an diturunkan dari Lauh al-Mahfuzh pada malam Lailatul Qadar secara keseluruhan seperti penjelasan kami. Maka Al-Qur’an terlebih dahulu diletakan di Baitul Izzah di langit dunia.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Wilayah Majalengka, Indramayu dan Kuningan Hari Ke-15 Ramadhan 1444 H, Simak Hakikat Puasa

Kemudian Jibril menurunkannya secara berangsur tentang perintah, larangan dan sebab-sebab lainnya. Demikian itu terjadi selama 20 tahun.”

 وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ أُنْزِلَ الْقُرْآنَ مِنَ اللَّوْحِ الْمَحْفُوظِ جُمْلَةً وَاحِدَةً إِلَى الْكَتَبَةِ فِي سَمَاءِ الدنيا، ثم نزل بِهِ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ نُجُومًا- يَعْنِي الْآيَةَ وَالْآيَتَيْنِ- فِي أَوْقَاتٍ مُخْتَلِفَةٍ فِي إِحْدَى وَعِشْرِينَ سَنَةً

“Sahabat Ibnu Abbas berkata, Al-Qur’an diturunkan dari Lauh al-Mahfuzh secara menyeluruh kepada para malaikat pencatat wahyu di langit dunia.

Baca Juga: Jadwal Imsakiyah Wilayah Cirebon Hari Ke-15 Ramadhan 6 April 2023, Berikut Makna Puasa dan Sabar

Kemudian Jibril turun membawanya secara berangsur, satu dan dua ayat, di waktu yang berbeda-beda selama 21 tahun.” (Syekh Abu Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Qurthubi, al-Jami’ li Ahkam Al-Qur’an/Tafsir al-Qurthubi, juz 2, hal. 297).

Proses turunnya Al-Qur’an secara total ini terjadi di bulan malam Lailatul Qadar, tepatnya malam 24 Ramadhan.

Pendapat ini sebagaimana ditegaskan dalam riwayat Ibnu Abbas dan Watsilah bin al-Asqa’. Imamul Mufassirin (pemimpin para pakar tafsir).

Baca Juga: 6 Wisata Kuliner Malam Khas Semarang Paling Favorit, Rasanya Enak dan Gugah Selera, Wajib Kamu Coba!

Kemudian Syekh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabari menyampaikan riwayat tersebut dalam kitab tafsirnya sebagai berikut:

كَمَا حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ قَالَ ثنا أَبُو بَكْرِ بْنُ عَيَّاشٍ، عَنِ الْأَعْمَشِ، عَنْ حَسَّانَ بْنِ أَبِي الْأَشْرَسِ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ أُنْزِلَ الْقُرْآنُ جُمْلَةً مِنَ الذِّكْرِ فِي لَيْلَةِ أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَمَضَانَ، فَجُعِلَ فِي بَيْتِ الْعِزَّةِ

“Sebagaimana bercerita kepadaku Abu Kuraib, beliau berkata, bercerita kepadaku Abu Bakr bin ‘Ayyasy dari al-A’masy dari Hassan bin Abi al-Asyras dari Sa’id bin Jubair dari Ibnu Abbas beliau berkata; Al-Qur’an diturunkan secara keseluruhan pada malam 24 dari bulan Ramadhan, kemudian diletakan di Baitul Izzah.” 

Baca Juga: BIKIN NAGIH, Resep Cah Kangkung Bakso Praktis, Hemat, Nikmat Pas Buat Santap Buka Puasa atau Sahur

حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ مَنْصُورٍ، قَالَ: ثنا عَبْدُ اللهِ بْنُ رَجَاءٍ، قَالَ: ثنا عِمْرَانُ الْقَطَّانُ، عَنْ قَتَادَةَ، عَنِ ابْنِ أَبِي الْمَلِيحِ، عَنْ وَاثِلَةَ، " عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَالَ: نَزَلَتْ صُحُفُ إِبْرَاهِيمَ أَوَّلَ لَيْلَةٍ مِنْ شَهْرِ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَتِ التَّوْرَاةُ لِسِتٍّ مَضَيْنَ مِنْ رَمَضَانَ، وَأُنْزِلَ الْإِنْجِيلُ لِثَلَاثَ عَشْرَةَ خَلَتْ، وَأُنْزِلَ الْقُرْآنُ لِأَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ مِنْ رَمَضَان

َ“Bercerita kepadaku Ahmad bin Manshur, ia berkata, bercerita kepadaku Abdullah bin Raja’, ia berkata, bercerita kepadaku Imran al-Qatthan dari Qatadah dari Ibnu Abil Malih dari Watsilah dari Nabi, beliau bersabda; lembaran-lembaran Nabi Ibrahim turun pada awal bulan Ramadhan.

Taurat diturunkan pada 6 Ramadhan, Injil diturunkan pada 13 Ramadhan, Al-Qur’an diturunkan pada 24 Ramadhan.” (Syekh Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabari, Jami’ al-Bayan ‘an Ta’wili Ayil Quran/ Tafsir al-Thabari, juz 3, hal. 188).

Baca Juga: Terkait Turis Asing yang Sering Bikin Ulah, Wakil Ketua Komis X DPR RI: Kalau Perlu Lakukan Pemulangan Paksa

Dalam proses turunnya Al-Qur’an secara bertahap, wahyu pertama yang diterima Nabi adalah Surat al-‘Alaq dari ayat satu sampai lima.

Saat Nabi mencapai usia 40 tahun, tepatnya pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah, Nabi menerima wahyu untuk pertama kalinya.

Pakar sejarah Nabi, Syekh Muhammad al-Khudlari Bik menegaskan:

ـ )بَدْءُ الْوَحْيِ (لَمَّا بَلَغَ عَلَيْهِ الصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ سِنَّ الْكَمَالِ وَهِيَ أَرْبَعُوْنَ سَنَةً أَرْسَلَهُ اللهُ لِلْعَالَمِيْنَ بَشِيْرًا وَنَذِيْرًا لِيُخْرِجَهُمْ مِنَ ظُلُمَاتِ الْجَهَالَةِ إِلَى نُوْرِ الْعِلْمِ وَكَانَ ذَلِكَ فِيْ أَوَّلِ فَبْرَايِرْ سَنَةَ ٦١٠ مِنَ الْمِيْلَادِ كَمَا أَوْضَحَهُ الْمَرْحُوْمُ مَحْمُوْدْ بَاشَا اَلْفَلَكِيُّ، تَبَيَّنَ بَعْدَ دِقَّةِ الْبَحْثِ أَنَّ ذَلِكَ كَانَ فِيْ 17 رَمَضَانَ سَنَةَ 13 قَبْلَ الْهِجْرَةِ وَذَلِكَ يُوَافِقُ يُوْلِيُوْ سَنَةَ ٦١٠

“(Fasal Pertama kali wahyu turun). Saat Nabi menginjak usia matang, yaitu 40 tahun, Allah mengutusnya untuk alam semesta seraya menggembirakan dan memperingatkan, untuk mengeluarkan mereka dari gelapnya kebodohan menuju cahaya ilmu.

Baca Juga: Kampoeng Aer Greenotel, Tempat Bukber Hits yang Instagramable di Cilegon

Demikian itu terjadi di awal bulan Februari tahun 610 Masehi seperti yang dijelaskan Syekh Mahmud Basya sang pakar astronomi.

(Namun) setelah penelitian yang cermat, telah jelas bahwa peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Ramadhan, 13 tahun sebelum hijrah, bertepatan dengan bulan Juli tahun 610 Masehi.” (Syekh Muhammad al-Khudlari Bik, Nur al-Yaqin Fi Sirati Sayyid al-Mursalin, hal. 19).

Dari referensi di atas kiranya bisa dipahami bahwa peringatan Nuzulul Quran yang populer di Indonesia adalah mengacu pada sejarah pertama kali turunnya Al-Qur’an dalam proses kedua, yaitu setelah terkumpul di Baitul Izzah.

Baca Juga: Inilah Menu Buka Puasa yang Perlu Dihindari saat Bulan Ramadhan, Dapat Memicu Berbagai Penyakit

Tentunya peringatan Nuzulul Quran di setiap 17 Ramadhan memiliki pembenaran dari sudut pandang sejarah menurut satu versi.

Oleh karena itu tidak sepantasnya kemudian fanatik berlebihan menyalahkan pihak yang berbeda dengan pendapat yang diyakini. Demikian semoga bermanfaat.***

Ikuti selengkapnya artikel kami di Google News

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler