PORTAL MAJALENGKA - Keramat Gus Dur membelah diri menjadi dua, berikut kesaksian seorang jurnalis.
KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur, adalah tokoh muslim Indonesia dan pemimpin politik yang menjadi Presiden Indonesia keempat dari tahun 1999 hingga 2001.
Nama Gus Dur masih melekat di ingatan masyarakat Indonesia. Meski telah wafat, tapi humornya banyak membuat orang-orang yang mendengar tertawa.
Baca Juga: MOMEN GUS DUR Presiden RI Ke-4 Kunjungi Majalengka, Ungkap Satu Hal Penting ini
Di sisi lain Gus Dur juga merupakan sosok yang memiliki kedalaman ilmu dan banyak keramat. Sehingga sebagian orang menyebutnya sebagai wali Allah.
Sosok Gus Dur tidak pernah terlupakan sepanjang sejarah. Namanya masih langgeng hingga saat ini karena teladan yang telah diajarkan kepada masyarakat luas.
Dikisahkan dari kesaksian seorang jurnalis media nasional yang menyaksikan sendiri keramat Gus Dur. Maman Suherman, jurnalis itu.
Baca Juga: LANGKA! Majalengka Punya 4 Manusia yang Usianya Lebih dari 1 Abad
Maman Suherman merupakan penulis berkebangsaan Indonesia. Ia salah satu alumni Jurusan Ilmu Kriminologi Universitas Indonesia.
Ia pernah menjadi jurnalis pada tahun 1998 sebagai reporter dan sempat menjabat sebagai pemimpin redaksi di salah satu media nasional.
Jurnalis yang kerap dipanggil Kang Maman ini pernah menyaksikan kehebatan Gus Dur saat melakukan wawancara bersamanya.
Baca Juga: Link Twibbon Hari Guru Nasional 2022 Berikut Cara Pakainya, Yuk Ramaikan Melalui Medsosmu
Sebagaimana dalam kisahnya Kang Maman mengaku saat itu pernah mewawancarai Gus Dur pada Jumat. Di mana saat itu waktu sholat Jumat berlangsung.
"Saya pernah dikira mewawancarai fiktif Gus Dur. Saya diminta wawancara Gus Dur di satu titik pada hari Jumat dan saya mewawancarai dia. Tektokan di depan dan saya nanya," jelasnya.
Karena merasa aneh dengan gus Dur yang dikenal seorang kyai, namun tidak melaksanakan sholat Jumat. Hal itu Kang Maman ceritakan ke Yeni Wahid, salah satu anak Gus Dur.
"Yen bapakmu itu luar biasa loh. Saya wawancara dan saya bilang kok Gus Dur gak sholat Jumat?," kata Kang Maman.
"Sholat kok," kata Yeni.
Padahal wawancara Kang Maman kepada Gus Dur dilakukan pada jam sholat Jumat.
Selesai wawancara, Kang Maman pulang ke kantornya. Sampai kemudian datanglah orang ke kantor Kang Maman, dan mengaku menemani Gus Dur sholat Jumat.
"Dua-duanya mengaku mewawancarai Gus Dur. Satu saya, satu lagi menemani Gus Dur sholat Jumat," tutur Kang Maman.
Karena peristiwa itu pula, Kang Maman sempat mau dipecat dari tempat pekerjaannya.
"Jadi kalau saya lumayan menyebut-nyebut nama dia berulang-ulang karena saya mengalami itu," jelasnya.
Baca Juga: PERLU DICOBA, Ide Usaha Rumahan Penghasilan Lumayan, Ini Pengalaman Emak-emak asal Majalengka
Karena pengalamannya itu Kang Maman berusaha selalu menyempatkan hadir di setiap haul Gus Dur.
Itulah kisah keramat Gus Dur yang mampu membelah diri menjadi dua dikisahkan Kang Maman, seorang jurnalis nasional.***