MEMAHAMI Ajaran Moral di Balik Nama Semar dan Sebutan Lainnya

11 November 2022, 23:01 WIB
MEMAHAMI Ajaran Moral di balik Nama Semar dan Sebutan Lainnya /Tangkapan layar YouTube Faiz Pedia

PORTAL MAJALENGKA - Salah satu perbedaan menonjol antara cerita wayang kisah Mahabarata Ramayana versi Indonesia dan India adalah keberadaan tokoh Punakawan. Yakni Semar dan anak-anaknya.

Semar adalah simbolisasi dari karakter manusia. Banyak ajaran dan pelajaran yang dapat digali dari tokoh Punakawan ini.

Semar merupakan salah satu dari tokoh Punakawan yang sangat populer. Mudah dikenali secara visual dan memiliki banyak sebutan.

Baca Juga: Ternyata Pencipta Tokoh Pewayangan Gareng, Petruk, Semar dan Bagong Adalah Sunan Kalijaga

Dari nama-nama atau sebutan yang dimiliki Semar juga ternyata banyak berisi banyak ajaran moral yang mengandung makna dalam dan tinggi. Nama atau sebutan yang dimaksud antara lain:

Semar sendiri bermakna hèseming samar-samar yang artinya “sang penuntun makna kehidupan”. Semar juga bisa diartikan tersamar atau tidak jelas.

Secara semantik semar mempunyai pengertian gaib atau misteri, tidak dapat dijangkau oleh akal. Semar berasal dari kata “Sar” yang berarti suatu yang memancarkan cahaya (Sri Mulyono, 1982, 41-42).

Baca Juga: BSU November 2022 Cair Rp600.000 Segera Ambil di Kantor Pos Indonesia

Semar juga disebut Badranaya. Kata badranaya terdiri dari kata badra yang berarti rembulan (bulan), dan naya yang berarti pimpinan, tuntunan. Selain itu naya dapat dimaknai pula sebagai wajah.

Istilah badranaya bisa berasal dari kata bebadra yang berarti membangun sarana dari dasar, dan naya atau nayaka yang memiliki arti utusan pengrasul.

Dari kedua makna di atas, badranaya bisa dimaknai dengan mengemban sifat membangun dan melaksanakan perintah Allah SWT demi kesejahteraan umat manusia.

Baca Juga: Cara Cek Penerima BPUM 2022 s ecara Online di Efrom.bri.co.id

Di samping itu ada pula penjelasan lain yang memakani Badranaya bulan purnama. Bahwa kata badra berasal dari kata Bed-ru (bahasa Arab) yang berarti bulan tanggal 14.

Semar juga disebut pula dengan Nayantaka. Naya berarti ulat atau polatan dan antaka berarti mati. Jadi nama tersebut berarti wajah Semar pucat pasi laksana mayat (Kamus Bahasa Jawa (Bausastra Jawa), 2001, 533).

Semar juga memiliki sebutan Saronsari. Memiliki makna semua perbuatan dan tingkah lakunya selalu memikat hati yang melihat.

Baca Juga: SUBHANALLAH Inilah Riwayat Awal Penciptaan Nabi Adam AS dengan Bahan Tanah Asalnya

Nama lain Semar adalah Dhudho Manang Munung. Wujud tokoh punakawan ini serba membingungkan.

Jika ia laki-laki, tapi memiliki payudara besar. Jika ia perempuan, tapi memiliki kumis. Ia bukan banci. Tidak menangis, tidak tertawa. Bukan manusia ataupun dewa.

Kemudian Semar disebut Juru Dyah Punta Prasanta. Memiliki arti sebagai pamomong (pengasuh) bagi para satria yang memiliki keinginan untuk menyempurnakan keutamaan.

Baca Juga: Timor Leste Resmi Jadi Anggota Negara ASEAN Ke-11

Berikutnya Semar disebut Janggan Smara Santa. Artinya dadi guruning saben wong kang gegulung tapa brata, sabar drana, lila legawa (guru bagi setiap orang yang gemar bertapa, sabar, dan ikhlas).

Selanjutnya Semar disebut Wong Boga Sampir. Artinya seorang yang telah terhindar dari segala godaan.

Ia tidak terpengaruh oleh kenikmatan dan gemerlapan dunia. Ia sebagai manusia yang merdeka lahir dan batin.

Baca Juga: Siapkan KTP Input Data di Cekbansos.kemensos.go.id, Bansos PKH 2022 Cair

Lalu Semar juga disebut Bojogati. Artinya abdi yang sangat setia dan bertanggung jawab terhadap kewajibannya.***

Editor: Husain Ali

Tags

Terkini

Terpopuler