KH Asnawi Kudus Membuat Penjara Jadi Majelis Taklim dan Penjual Arang yang Tiba-Tiba Hilang

2 Agustus 2022, 09:30 WIB
Kh Asnawi Kudus. /

PORTAL MAJALENGKA - Asy-Syaikh al-'Allamah Shahibul-fadhilah Haji Raden Muhammad Asnawi bin Abdullah Husnin al-Qudsi atau KH Asnawi Kudus adalah seorang ulama kharismatik, salah seorang pendiri Nahdlatul Ulama (NU) pada tahun 1926.

Bahkan, jauh sebelumnya KH Asnawi Kudus pernah menjadi Komisaris Sarekat Islam cabang Kota Makkah.

Dikenal sebagai seorang Kiai, KH Asnawi Kudus sering berceramah dari satu tempat ke tempat lainnya.

Baca Juga: PANTANGAN di Masa Sunan Gunung Jati Tetap Berlanjut Hingga Kini, Ternyata Ada Maksud Tersembunyi

Kiai Asnawi lahir di Kudus pada tahun 1861 M dan wafat pada 26 Desember 1959 M, dimakamkan di belakang masjid Menara Kudus.

Kiai Raden Asnawi memperoleh pendidikan awalnya dari sang ayah yaitu KH Abdullah Khusnin dan ibunya Raden Sarbina.

Setelah memperoleh pendidikan dasar ia menuntut ilmu ke berbagai pesantren di Jawa, kemudian pindah ke Makkah.

Baca Juga: Gaya Kepemimpinan Sunan Gunung Jati Dijuluki 'Muhammad yang Memakai Blangkon' karena Hal Ini

Disebutkan ketika terjadi huru-hara anti China di Kudus pada Oktober 1918, Kiai Asnawi Kudus termasuk tokoh agama yang ditangkap pemerintah Hindia Belanda bersama teman-teman Kiai lainnya seperti Kyai Haji Ahmad Damaran, Kyai Haji Nur Hadi dan Kyai Haji Mufid Sunggingan.

Kiai Asnawi dituduh sebagai tokoh penggerak kerusuhan itu dia dijatuhi hukuman tiga tahun penjara.

Mula-mula Kiai Asnawi dan kawan-kawan dipenjarakan di Kudus kemudian dipindahkan ke Semarang.

Baca Juga: Dunia Dalam Ancaman Krisis Pangan, Moeldoko Pastikan Stok Bahan Pangan Domestik Aman

Yang menariknya saat dalam penjara, karena yang dipenjarakan adalah kaum santri beserta kiainya, maka suasana penjara menjadi marak dengan kegiatan keagamaan. Mereka mengadakan shalat jamaah pengajian dan membaca berzanji bersama.

Kiai Asnawi sendiri yang memimpin pengajian di penjara tersebut, dia mengajarkan pula beberapa kitab selain itu, menggunakan waktu luangnya untuk menerjemahkan kitab Jurumiyah.

Oleh karena itu, kepala penjara memperlakukan Kiai Asnawi dengan sangat hormat

Kiai Asnawi juga dikenal sebagai kiai yang memiliki beberapa karya tulis yang sampai sekarang masih tersebar di masyarakat, diantaranya buku Fassholatan yang merupakan tuntunan tata cara salat dan menjadi rujukan para santri di tingkat elementer.

Baca Juga: Perjuangan! Awal Mula Syekh Nawawi Al-Bantani Menulis Ratusan Kitab Kuning yang Hingga Kini Dipelajari

Diantara karomahnya dikisahkan bahwa suatu saat Haji Fadoli yaitu seorang pedagang dari Semarang merasa bahwa kampungnya sudah tidak aman.

Sebab pada masa sulit 1940 an itu orang berpunya selalu menjadi incaran perampok, dia bergegas naik kereta api dengan tujuan Surabaya.

Akan Tetapi saat memasuki Kota Kudus hatinya tergerak untuk membatalkan niatnya ke Surabaya, Ia pun turun di stasiun Kudus sambil hatinya bergumam

"Mungkin di kota ini aku bisa menemukan orang pintar yang bisa memberikan ketentraman dan keamanan,"

Baca Juga: KERAMAT WALI, Syaikhona Kholil Bangkalan Bikin Marah sang Kyai karena Tertawa Keras saat Sholat Berjamaah

Haji Fadoli lalu berjalan menyusuri jalan. Sesampainya di alun-alun dia menghampiri seorang penjual arang di emperan toko.

"Mungkin Bapak bisa membantu saya menunjukkan siapakah orang pintar di sini yang bisa menolong orang saat berada dalam kesulitan?," tanya Haji Fadoli.

Oleh si penjual arang, Haji Fadoli diantar ke rumah Kiai Asnawi yang letaknya tidak terlalu jauh dari pusat Kota.

Setibanya di rumah Kiai Asnawi, penjual arang tadi mohon diri dan Haji Fadoli menunggu di pintu rumah Kiai Asnawi yang masih di dalam merasa.

Baca Juga: KSP Moeldoko Klaim Telah Lakukan Antisipasi Krisis Pangan

Karena merasa belum mengucapkan terima kasih kepada si Penjual arang tersebut, Haji Fadoli berusaha menyusul si penjual arang.

Namun ternyata sia-sia belaka, penjual arang itu telah menghilang padahal tadi baru saja berkelebat di depannya.

Dicarinya di emper toko dimana dia berjualan arang, ternyata tidak ditemuinya bekasnya pun tidak ada orang-orang yang berada di sekitarnya bahkan tidak ada yang pernah melihat penjual arang seharian itu.

Kebimbangan Kiai Fadoli tak terjawab, Ia pun kembali ke rumah Kiai Asnawi bagi Haji Fadoli bukan hanya petunjuk dan doa yang diberikan Kiai Asnawi yang membuatnya tentram.

Baca Juga: Kemenkes Prioritaskan 1,4 Juta Tenaga Kesehatan Dapat Vaksinasi Booster Kedua

Namun aneh juga, karena penjual arang yang menghilang dalam waktu sekejap juga merupakan keanehan tersendiri dan ini merupakan Karomah dari Kiai Asnawi Kudus.

Kiai Raden Asnawi Kudus dikenal oleh masyarakat Pesantren khususnya masyarakat Kudus sebagai kiai yang memiliki kharismatik dan pejuang yang gigih.

Demikian Karomah Kiai Raden Asnawi Kudus yang mampu mampu ubah penjara jadi pondok pesantren dan Penjual Arang yang menunjukkan rumah Kiai Asnawi Kudus.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Youtube A'az Ibad

Tags

Terkini

Terpopuler