Kisah Keramat Wali: Wali Ini Dituduh Pemabuk dan Pezina, Padahal Begini Aslinya

22 Juli 2022, 12:00 WIB
Ilustrasi Wali. Kisah Keramat Wali: Wali Ini Dituduh Pemabuk dab Pezina, Padahal Begini Aslinya /Pixabay/TamalRoy

PORTAL MAJALENGKA - Seorang wali yang memiliki keramat memang ada yang ditunjukkan kewaliannya, ada pula yang disembunyikan.

Seorang wali yang menampakkan keramatnya bukan karena pamer, akan tetapi untuk meyakinkan umatnya tentang kekuasaan Allah.

Sedangkan bagi wali Allah yang enggan menampakkan keramatnya bisa jadi karena memang ia tidak mau diketahui identitas kewaliannya.

Baca Juga: Update Dugaan Korupsi Mafia Tanah: Kejati DKI Jakarta Tahan Tiga Tersangka

Seorang wali yang tidak mau menampakkan keramatnya sering kali dipandang negatif oleh masyarakat. Hal itu karena yang dilakukannya di luar dari kebiasaan manusia.

Salah satunya yakni terdapat seorang wali yang dituduh oleh masyarakat sebagai pezina dan pemabuk.

Kisah ini diceritakan oleh Syekh Al Musnid Hamid Akrom Al Bukhari dari Sultan Murad. Di dalam buku hariannya, Sultan Turki Murad menceritakan bahwa suatu malam dia merasakan kegalauan yang sangat.

Sultan Murad ingin tahu apa penyebabnya. Maka ia memanggil pengawalnya dan memberitahu apa yang dirasakannya.

Baca Juga: Polisi Tangkap Artis Nikita Mirzani di Pusat Perbelanjaan, Secara Persuasif Tidak Ada Unsur Kekerasan

"Mari kita keluar sejenak," ajak Suktan Murad kepada pengawalnya.

Salah satu kebiasaan Sultan Murad adalah keluar istana di malam hari untuk melihat rakyatnya dengan cara menyamar.

Merekapun pergi hingga tibalah mereka di sebuah lorong yang sempit. Tiba-tiba sang Sultan dan pengawalnya melihat seorang laki-laki tergeletak di atas tanah.

Setelah mengeceknya dengan seksama, ternyata laki-laki itu telah meninggal. Namun orang-orang yang berjalan lalu lalang di sekitarnya tak satu pun yang memperdulikannya.

Baca Juga: SAAT GUS DUR Dicaci dan Dimaki, Santri Gus Dur Tidak Terima, Ini yang Terjadi!

Sultan Murad lalu memanggil orang-orang. Akan tetapu mereka tak menyadari jika yang memanggil itu adalah Sultan Murad.

"Apa yang kau inginkan?," kata salah satu orang yang lewat.

"Kenapa laki-laki ini meninggal namun tak ada satupun dari kalian yang mau mengurus jenazahnya? Siapa dia? Di mana keluarganya?," kata Sultan.

"Orang ini gemar minum-minuman keras dan berzina," ujar orang di sekitar.

Baca Juga: Kabar Baik, Kompolnas Temukan Bukti CCTV Dalam Kasus Penembakan Brigadir J

"Namun bukankah Ia juga termasuk umat Rasulullah? Ayo angkat jenazahnya, kita bawa ke rumahnya," ajak Sultan.

Mereka pun membawa jenazah laki-laki itu ke rumahnya. Melihat suaminya meninggal, sang istri pun menangis. Mereka yang mengangkat jenazahnya langsung pergi begitu saja.

Tinggallah Sultan Murad dan pengawalnya. Sambil menangis, sang istri berucap kepada jenazah sang suami.

"Semoga Allah merahmatimu wahai wali Allah. Aku istrimu bersaksi bahwa engkau termasuk orang yang sholeh," tutur sang istri wali.

Baca Juga: Calon Pemain Timnas Indonesia, Shayne Pattynama Tampil, Viking FK Tahan Imbang Tuan Rumah Sparta Praha

Mendengar ucapan itu, Sultan Murad kaget. Bagaimana bisa dia seorang wali Allah sedangkan orang-orang membicarakan tentangnya hal yang buruk? Mereka tidak peduli akan kematiannya.

"Sudah kuduga, pasti akan begini. Setiap malam suamiku keluar rumah pergi ke toko-toko minuman keras. Dia membeli minuman keras dari para penjual sejauh yang ia mampu. Kemudian minuman-minuman tersebut ia bawa ke rumah dan ditumpahkanya ke dalam toilet," ucap sang istri.

Istri wali Allah itu mengatakan bahwa suaminya selalu berkata 'Aku telah meringankan dosa kaum muslimin' ketika membuang minuman keras.

"Dia juga selalu pergi menemui para pelacur dan memberi mereka uang," ujar sang istri.

Baca Juga: MERINDING! Meski Sudah Wafat 10 Tahun, Keramat Wali Tuan Guru Sekumpul Sumbang 1 Miliyar ke Palestina

Wali itu selalu mengatakan 'Malam ini kalian sudah dalam bayaranku, jadi tutup pintu rumahmu sampai pagi' setiap kali menemui para pelacur.

Setelah itu, sang wali kembali ke rumah dan berkata kepada istrinya.

"Alhamdulillah, malam ini aku telah meringankan dosa para pelacur itu dan pemuda-pemuda Islam," kata sang wali Allah itu.

Mereka orang-orang hanya melihatnya bahwa ia selalu membeli minuman keras dan menemui pelacur. Kemudian mereka menuduhnya dengan tuduhan buruk dan menjadikannya buah bibir.

Baca Juga: Perencanaan Biaya Masuk TNK Rp3,75 Juta, Jokowi: Bagian Dari Konsep Konservasi

Suatu kali, sang istri pernah menanyakan kepada suaminya itu.

"Kalau kamu mati, nanti tidak akan ada kaum muslimin yang mau memandikan jenazahmu, mensholatimu, dan menguburkan jenazahmu," kata sang istri kepada suaminya.

Mendengar perkataab istrinya, sang wali Allah itu hanya tertawa seraya berkata demikian.

"Jangan takut bila aku mati, aku akan disholati oleh Sultannya kaum muslimin, para ulama, dan para wali," kata wali Allah itu.

Baca Juga: KERAMAT PARA WALI, 40 Hari Mbah Dimyati Banten Mananti Malah Diusir Mbah Dalhar Watu Congol

Mendengar itu semua, sang Sultan Murad seketika menangis dan berkata.

"Benar, demi Allah aku lah Sultan Murad. Besok pagi kita akan memandikannya, mensholatkannya, dan menguburkannya," kata Sultan Murad.

Demikianlah akhirnya prosesi penyelenggaraan jenazah. Sang wali itu dihadiri oleh Sultan, para ulama, para wali Allah, dan seluruh masyarakat.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube arif's channel

Tags

Terkini

Terpopuler