KERAMAT WALI, Keanehan Tuan Guru Sekumpul Saat Masih Bayi

20 Juli 2022, 12:46 WIB
KERAMAT WALI, Keanehan Tuan Guru Sekumpul Saat Masih Bayi. /

PORTAL MAJALENGKA - Tuan Guru Sekumpul menjadi sosok ulama besar yang diyakini merupakan salah satu wali Allah dengan memiliki banyak keramat sakti.

Namun jarang yang tahu bahwa di masa kecil atau ketika baru dilahirkan Tuan Guru Sekumpul sudah memiliki Keanehan dan beberapa keganjilan yang tidak seperti bayi pada umumnya.

Keanehan dan keganjilan pada diri Tuan Guru Sekumpul sudah tampak terlihat saat ia masih orok atau masih bayi merah.

Baca Juga: Ditanya Berita VIRAL Anak Kiai Cabuli Santri, GUS BAHA Beri Jawaban Mengejutkan!

Memiliki satu kisah yang menarik saat Tuan Guru Sekumpul di waktu sang wali ini baru saja dilahirkan ke dunia ini.

Tuan Guru Sekumpul saat baru dilahirkan ke dunia ini, sang bayi terus menangis dengan sangat keras tanpa henti.

Berikut kisah sang wali Tuan Guru Sekumpul ketika masih bayi yang dilansir Portal Majalengka dari kanal YouTube Penerus Para Nabi.

Baca Juga: Kisah Habib Rizieq Shihab Kedatangan Sosok Wali Allah saat Sidang, Hari Ini Bebas dari Rutan Bareskrim

Muhammad Zaeni bin Abdul Ghani Al Banjari, merupakan nama asli dari Tuan Guru Sekumpul, ia dilahirkan pada 11 Februari 1942, di Tunggul Irang.

Kisah saat dilahirkannya Tuan Guru Sekumpul adalah berkat salah satu pertolongan Sosok Tuan Guru Adu atau panggilan dari Tuan Guru Haji Abdurrahman.

Tuan Guru Adu ikut memberikan bacaan doa ketika bayi Tuan Guru Sekumpul hendak lahir ke dunia ini, dan memberikan serta meminumkan air keramat yang sudah ia beri bacaan doa doa ayat suci Al Qur'an pada ibunya saat persalinan.

Baca Juga: KISAH KERAMAT SAKTI, Ketika Wali Hobi Ngopi dan Wali Hobi Merokok Bertemu

Tuan Guru Sekumpul bayi pun lahir ke dunia ini, namun anehnya Tuan Guru Sekumpul bagaikan tidak bernafas ketika dilahirkan. Tuan Guru Adu pun meneteskan beberapa air doa ke Tuan Guru Sekumpul Bayi.

Ajaib, bayi itu kemudian terlihat mulai bernafas dan terdengar Isak tangisnya. Guru Adu pun kemudian menyerahkan bayi itu kepada keluarga.

Agar dikembalikan kepada bundanya untuk disusui. Namun, sang bayi itu kembali berulah, dia tak mau menyusu dan terus saja menangis.

Tak ada jalan lain. Sang bayi kembali harus dihadapkan pada Guru Adu untuk menghentikan tangisnya terlebih agar sang bayi mau untuk makan atau meminum ASI ibunya.

Guru Adu berlaku ganjil saat itu, dia menjulurkan lidahnya pada sang bayi yang langsung disambut mulut mungil Tuan Guru Sekumpul bayi yang sangat lahap bagai sedang menyusu pada lidah sang Tuan Guru.

Tuan Guru Sekumpul bayi pun langsung berhenti menangis dan lahap menghisap lidah Tuan Guru Adu hingga sang bayi tertidur lelap.

Kejadian itu terus berulang yang selalu menangis apabila Tuan Guru Sekumpul hendak disusui. Hal ini membuat Tuan Guru Sekumpul bayi kembali dihadapkan pada Tuan Guru Adu.

Setelah bayi itu berusia 2 minggu, sang Ayah Abdul Ghani, merasa sudah cukup menginap di tempat Abdullah yang merupakan saudara dari ayah Tuan Guru Sekumpul di Desa Tanggul Irang, Martapura.

Dan ketika ingin kembali ke kediamannya di Desa Keraton, Martapura. Kedua desa itu berjarak 1 kilometer. Maksud itu pun diutarakan Ayahanda Abdul Ghani kepada keluarga Abdullah.

Beliau juga meminta nasihat dan doa kepada guru Adu. Mengingat tentara Jepang saat itu memberlakukan jam malam, yakni siapa saja yang terlihat berjalan malam akan langsung ditembak.

Keajaiban kembali terjadi, kepergian keluarga yang diiringi doa Guru Adu itu tidak terlihat oleh tentara Jepang. Padahal mereka menumpang sebuah mobil untuk pulang ke kampung halaman.

Sekilas tentang Tuan Guru Haji Abdurrahman, beliau adalah seorang ulama kharismatik dengan memiliki berbagai keramat wali di zamannya.

Keberadaannya di Desa Tunggul Ireng menjadi tameng dari segala marabahaya penjajahan. Setiap kali penjajah Jepang mau ke desanya, ada saja musibah yang menghalangi mereka.

Bahkan diceritakan, kapal mereka tenggelam di sungai. Kiranya faktor keselamatan itulah yang menjadi pertimbangan Ayahanda Abdul Ghani.

Memilih desa itu menjadi tempat kelahiran Sang anak, di samping masalah perekonomian keluarga yang belum stabil.

Demikian sekelumit kisah Tuan Guru Sekumpul Bayi yang memiliki keganjilan pada masa bayinya, yang menyusu pada lidah seorang wali. Sholu 'ala Nabi Muhammad.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube Penerus Para Nabi

Tags

Terkini

Terpopuler