Diajak Masuk Islam oleh Anaknya, Prabu Siliwangi dengan Bijaksana Jawab Begini

13 Juli 2022, 17:45 WIB
Diajak Masuk Islam oleh Anaknya, Prabu Siliwangi dengan Bijaksana Jawab Begini /YouTube

PORTAL MAJALENGKA - Prabu Siliwangi dikisahkan tidak menerima ajakan masuk Islam oleh anak dan cucunya.

Setelah kembali ke Pajajaran, Raden Kian Santang menemui Sang Prabu Siliwangi dan mengajak untuk memeluk Agama Islam.

Namun, Prabu Siliwangi menolaknya dan menghindari ajakan tersebut. Meski demikian Prabu Siliwangi tidak melarang dakwah anaknya.

Baca Juga: Dari Rahim Dewi Rara Santang Lahir Raja-raja Besar Nusantara dan Mesir, Sabda Prabu Siliwangi

Walaupun ditolak oleh Prabu Siliwangi, Raden Kian Santang tetap menyebarkan agama Islam di pelosok Pasundan.

Cerita Ini sangat melegenda di masyarakat, khususnya Pasundan dan sampai saat Ini melekat tidak mudah diganti.

Walau dimasyarakat beredar banyak versi yang agak berbeda.

Baca Juga: Anda Titisan Prabu Siliwangi, Sunan Gunung Jati dan Para Wali? Segera Cek Weton Berikut Ini

Singkat cerita, Kian Santang pertama menyebarkan agama Islam di Limbangan, berlanjut sampai ke Garut dan pesisir utara Pantai Jawa.

Dikisahkan juga, setelah berjumpa dengan Sayyidina Ali di Mekkah Raden Kian Santang kembali ke negeri Pajajaran.

Raden Kian Santang kemudian menemui ayahanda, Prabu Siliwangi untuk mengajak masuk Agama Islam.

Baca Juga: BERIKUT 5 Ciri-ciri Wali Kekasih Allah Hidup di Sekitar Kita: Tak Galau soal Rezeki hingga Mudah Menangis

Kisah pengembaraan Raden Kian Santang atau Raden Sangara atau Syeh Sunan Rohmat Suci bertemu dengan Sayyidina Ali.

Dikisahkan, Raden Kian Santang tumbuh menjadi sosok kesatria Pajajaran yang sakti mandraguna kebanggan Prabu Siliwangi.

Namun, Raden Kian Santang merasa kurang mengenal jati dirinya dan merasa jenuh karena tidak ada satu pun ksatria yang mampu mengalahkan kesaktiannya.

Akhirnya, Raden Kian Santang mendatangi peramal bertanya siapa lawan tangguh yang dapat menandinginya.

Lalu, Raden Kian Santang diberi petunjuk bahwa orang yang dapat menandinginya adalah Sayyidina Ali dari Tanah Arab.

Sebetulnya, Sayyidina Ali hidup pada abad ke-7 dan telah wafat saat itu. Tetapi mereka dapat dipertemukan secara goib dengan kekuasaan Allah SWT. Wallahu alam.

Sesampainya di Mekkah, Raden Kian Santang bertemu seseorang dan kemudian menanyakan keberadaan Sayyidina Ali.

Orang tersebut mau memberi tahu keberadaan Sayyidina Ali dengan syarat Raden Kian Santang bisa mencabut tongkat yang ditancapkan di tanah.

Diluar dugaan  Raden Kian Santang kesulitan mencabut tongkat itu hingga badannya berdarah-darah.

Raden Rara Santang menyerah setelah berupaya untuk menyelesaikan syarat yang dianggap sangat mudah.

Setelah kejadian itu, baru diketahui bahwa sosok yang menancapkan tongkat itu adalah Sayyidina Ali.

Sejak bertemu Sayyidina Ali, Raden Kian Santang memutuskan untuk tetap tinggal di Mekkah dan memperdalam agama Islam.

Raden Kian Santang menetap cukup lama dii Mekkah hingga akhirnya memutuskan untuk kembali ke Pajajaran menyebarkan Islam. ***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler