ADA RAHASIA BESAR Mbah Kholil Bangkalan yang Disembunyikan dari KH Hasyim Asy'ari hingga Akhir Hayat

10 Juli 2022, 22:10 WIB
Mbah Kholil Bangkalan sampai akhir hayat memiliki rahasia yang tidak disampaikan kepada KH Hasyim Asy'ari. /facebook/udin/

PORTAL MAJALENGKA - Hadratussyaikh KH Hasyim Asy'ari atau Mbah Hasyim Asy’ari adalah seorang tokoh ulama yang dikenal gemar menuntut ilmu sejak usianya masih kecil.

Dikisahkan pada saat Mbah Hasyim Asy'ari menuntut ilmu di pesantren Kademangan, Bangkalan Madura, beliau menjadi santri termuda pada saat itu.

Selama belajar dan menimba ilmu di pesantren Kademangan, Mbah Hasyim Asy'ari muda juga kerap membantu pekerjaan Mbah Kholil Bangkalan dengan penuh keikhlasan.

Beliau tidak pernah mengeluh barang sedikit pun atau menunda ketika diminta bantuan untuk merawat hewan ternak milik KH Kholil Bangkalan.

Baca Juga: Saat Wali Allah Mbah Kholil Bangkalan Umumkan Kedatangan Nabi Khidir Kepada Santrinya, Ini yang Terjadi

Selepas mengurus hewan ternak, Mbah Hasyim Asy'ari kemudian bergegas untuk menunaikan ibadah sholat isya berjamaah.

Pada malam itu, hujan lebat turun mengguyur wilayah Bangkalan, termasuk kawasan pesantren Kademangan juga tak lepas dari guyuran hujan.

Setalah sholat isya berjamaah rampung dilaksanakan, tibalah saatnya untuk memulai pengajian bersama yang dipimpin oleh KH Kholil Bangkalan.

Namun, ada yang aneh pada malam itu, KH Kholil Bangkalan hanya duduk terdiam tanpa menyampaikan apapun pada para santrinya.

Sang kyai hanya diam, sesekali beliau menengok ke kanan dan ke kiri. Entah apa yang dicarinya pada saat itu.

Baca Juga: Karomah Para Wali, Mbah Kholil Tangkap Harimau Buas dengan Tangan Kosong

Para santri yang melihat keanehan tersebut tak berani bertanya pada sang kyai mengenai hal apa yang sedang mengganggu pikirannya.

Hingga dari kejauhan terlihat seorang kakek tua yang tangah kehujanan datang bertamu pada KH Kholil Bangkalan ke pesantren.

Beliau kemudian segera berdiri dan bertanya pada santri-santrinya apakah ada yang bersedia menjemput tamunya itu.

“Adakah di antara kalian yang sudi menggendong dan membawa tamuku kemari yang sedang kehujanan di luar sana?” tutur Mbah Kholil Bangkalan pada para santri.

Kemudian ada seorang santri muda yang bersedia menjemput tamu Mbah Kholil Bangkalan meski di luar sedang hujan deras. “Biar saya saja kyai,” ucap santri muda itu.

Baca Juga: Keramat Wali, Kambing Milik Mbah Soleh Darat Menerkam dan Memakan Macan Buas Milik Pemuda Sombong

Santri muda itu kemudian langsung menjemput tamu KH Kholil yang sudah renta dengan cara digendong hingga sampai ke pesantren. Setibanya di dalam pesantren, kakek tua itu dibawa masuk ke ruangan pribadi milik Mbah Kholil Bangkalan.

Usia berbincang-bincang dengan tamunya, Mbah Kholil Bangkalan kemudian kembali datang menemui para santrinya untuk meminta bantuan.

“Biar saya saja kyai, tadi saya yang sudah menjemput beliau kemari. Izinkan saya juga untuk mengantarkan beliau kembali,” ucap santri muda tersebut.

Kakek tua itu lalu melihat ke arah KH Kholil Bangkalan sambil melemparkan senyum. Dengan cekatan, sang santri muda mengantar kakek tua dengan cara digendong kembali.

Setelah kakek tua dan santri muda itu keluar dari lingkup pesantren, Mbah Kholil Bangkalan berkata pada para santrinya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Selesaikan Proses Badal Haji untuk Eril, Atalia: Tunai Sudah Rukun Islammu Kini

“Santri-santriku ketahuilah, bahwa ilmuku telah dibawa oleh temanmu yang sedang menggendong orang tua itu. Tahukah kalian bahwa temanmu sedang menggendong lautan ilmu. Tahukah kalian bahwa yang digendong temanmu itu adalah sumbernya pustaka ilmu,” tutur Mbah Kholil Bangkalan menjelaskan.

“Dan tahukah kalian bahwa yang digendong temanmu itu adalah Nabi Khidir AS,” lanjut sang kyai.

“Hari ini, temanmu yang menggendong Nabi Khidir itu, kelak akan menggendong dan menyatukan umat dalam suatu wadah umat Islam terbesar di dunia,” sambungnya.

Para santri yang mendengar penjelasan dari Mbah Kholil Bangkalan seketika merasa terkejut dengan apa yang disampaikannya. Mereka tidak menyangka bahwa yang digendong santri muda itu adalah Nabi Khidir AS.

Mbah Kholil Bangkalan kemudian meminta pada santrinya untuk menyimpan rahasia besar ini dari santri muda tersebut.

Baca Juga: 6 Bulan Teliti Walisongo, Buya Arrazy Hasyim Temukan Fakta Sunan Gunung Jati Pembawa Shahih Bukhari

“Kalian para santri-santriku berjanjilah kepadaku, jangan katakan ini kepada temanmu yang sedang mengantarkan Nabi Khidir AS. Jangan katakan bahwa yang ia gendong adalah Khidir AS,” ujar KH Kholil Bangkalan di hadapan para santrinya.

“Tapi ketika aku sudah tiada, katakanlah semua padanya tentang apa yang telah aku sampaikan ini,” tutupnya.

Ternyata, santri muda itu adalah Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. Ucapan yang disampaikan Mbah Kholil Bangkalan akhirnya menjadi nyata.

Tepatnya pada tanggal 31 Januari 1926, Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari mendirikan sebuah wadah organisasi yang menjelma menjadi organisasi Islam terbesar di dunia yaitu Nahdlatul Ulama (NU).

Baca Juga: Diteliti Melalui Berbagai Manuskrip, Buya Arrazy Hasyim: Walisongo dan Sunan Gunung Jati Fakta Sejarah

Disclaimer: Artikel ini dikutip dari satu versi. Membuka kemungkinan adanya perbedaan dari sumber versi lainnya. *

Editor: Ayi Abdullah

Sumber: Youtube Santri Story Official

Tags

Terkini

Terpopuler