Danghyang Nirartha Murid Syekh Siti Jenar yang Jadi Pendeta Budha di Bali, Sejarah Sunan Gunung Jati

6 Juni 2022, 11:50 WIB
Ilustrasi. Danghyang Nirartha Murid Syekh Siti Jenar yang Jadi Pendeta Budha di Bali, Sejarah Sunan Gunung Jati /tangkap layar/

PORTAL MAJALENGKA - Satu zaman dengan Sunan Gunung Jati, hadir satu sosok wali yang menyimpan banyak misteri.

Sunan Gunung Jati memiliki seorang teman dalam menyebarkan ajaran Islam, namun dengan sosok satu ini selalu terjadi kontroversi.

Sosok sahabat Sunan Gunung Jati yang merupakan wali yang penuh dengan misteri dan kontroversi ajarkan ajaran Manunggal Kawulo Gusti.

Baca Juga: Brebes dan Tegal, Menelusuri Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels (Bagian 16)

Syekh Siti Jenar atau Syekh Abdul Jalil adalah sosok seorang wali yang penuh Misteri, dari mulai asal dan usul, kematian hingga makamnya masih menjadi Misteri hingga saat ini.

Namun sosok yang penuh dengan misteri dan kontroversi dengan ajaran Manunggaling Kawula Gusti ini, banyak memiliki santri.

Mereka yang menjadi santri Syekh Siti Jenar, banyak belajar tentang ajaran Islam sejati.

Baca Juga: Harus Tahu 5 Ajaran Paling Terkenal Sunan Ampel, Walisongo Guru Sunan Gunung Jati

Dikutip Portal Majalengka dari buku Sejarah Atlas Walisongo, karya Agus Sunyoto, bagaimana ajaran Syekh Siti Jenar bisa memiliki banyak santri.

Naskah Nagara Kretabhumi Sargha III pupuh 77-78, mengisahkan bahwa setelah kembali dari menuntut ilmu di Baghdad, Syaikh Siti Jenar pergi ke Malaka.

Syekh Siti Jenar kemudian mengajarkan ilmu agama sampai dikenal dengan gelar Syaikh Datuk Abdul Jalil.

Baca Juga: Bukan Jalan untuk Rakyat, Jalan Anyer Panarukan Warisan Daendels di Cirebon (Bagian 14)

Selain dikenal Syekh Datuk Abdul Jalil, Syekh Siti Jenar juga dikenal dengan nama Syaikh Datuk Jabal Rantas.

Syekh Siti Jenar akhirnya menikah dengan seorang perempuan Gujarat dan memiliki putra bernama Ki Datuk Pardun dan Ki Datuk Bardud.

Syekh Siti Jenar tidak lama tinggal di Malaka. Ia lalu pergi ke tanah Jawa menuju Giri Amparan Jati di Cirebon.

Ia pun ikut tinggal di Amparan Jati bersama Syaikh Datuk Kahfi yang konon merupakan saudara sepupunya.

Setelah itu, Syaikh Siti Jenar tinggal di Cirebon Girang. Hanya dalam waktu yang sangat singkat, ia memiliki banyak murid yang menimba pengetahuan darinya.

Syekh Siti Jenar selalu berdakwah keliling dari satu kampung ke kampung lainnya, hingga memiliki begitu banyak muridnya.

Dalam Naskah Nagara Kretabhumi, mencatatkan banyak sekali pejabat tinggi kerajaan jadi murid dari Syaikh Siti Jenar.

Dan di dalam naskah Carita Purwaka Caruban Nagari disebutkan bahwa, ia sangat dekat dengan Sunan Kalijaga.

Sementara dari cerita tradisi di kalangan pengikut tarekat Akmlaiyah disebutkan bahwa,

Salah seorang murid Syaikh Siti Jenar yang bernama adalah Ki Danghyang Nirartha, kemudian menjadi pendeta besar di negeri Bali.

Ki Danghyang Nirartha mengajarkan paham manunggaling kawula-gusti kepada orang-orang Hindu dan Buddha di Bali.

Setelah memiliki banyak muridnya, Syaikh Siti Jenar mendirikan pesantren di Dukuh Lemah Abang, yang terletak di sebelah tenggara Cirebon Girang.

Itulah sekilas kisah tentang Syekh Siti Jenar yang memiliki banyak pengikut dari kalangan kerajaan hingga mendirikan padepokan di Lemah Abang.***

Disclaimer: Sejarah memiliki versi yang berbeda-beda, dan kami hanya menuliskan berdasarkan sumber yang ada.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Atlas Walisongo

Tags

Terkini

Terpopuler