Mengungkap Misteri Makam Panjang, Dakwah Islam Pra Walisongo dan Sunan Gunung Jati

29 Mei 2022, 15:40 WIB
Makam kuno Fatimah binti Maimun. Mengungkap Misteri Makam Panjang, Dakwah Islam Pra Walisongo dan Sunan Gunung Jati /YouTube

PORTAL MAJALENGKA - Penyebaran ajaran Islam secara masif dan sistematis dilakukan oleh Sunan Gunung Jati dan Walisongo.

Namun sebelum masa Sunan Gunung Jati dan Walisongo, ada tokoh lain mendakwahkan agama Islam di Tanah Jawa.

Jauh sebelum Sunan Gunung Jati dan Walisongo, sudah ada para pendakwah Islam yang masuk ke tanah Jawa.

Baca Juga: Pertarungan Dahsyat Syekh Subakir dengan Sabdo Palon Noyo Genggong, Dakwah Walisongo dan Sunan Gunung Jati

Sejarah panjang tentang penyebaran agama Islam di tanah Jawa dituliskan Agus Sunyoto dalam Atlas Walisongo.

Agus Sunyoto menuliskan pada abad ketujuh Masehi, tentang seorang Sultan yang mencoba melakukan dakwah Islam ke Tanah Jawa.

Sultan dari Negeri Rum Sultan Al-Gabah melakukan dakwah Islam ke Tanah Jawa karena mendapatkan petunjuk dari mimpinya untuk dakwah Islam ke Jawa.

Baca Juga: Penemuan Makam Kuno Mirip Fanh-Rang, Jauh Sebelum Sunan Gunung Jati dan Walisongo Ada di Nusantara

Sultan al-Gabah kemudian mengirimkan 20.000 keluarga muslim ke Tanah Jawa.

Hal ini dilakukan agar penduduk Islam Persia bisa mempengaruhi penduduk pribumi agar masuk agama Islam.

Namun, dari sekian banyaknya keluarga yang dikirimkan Sultan Al-Gabah semuanya meninggal secara misterius.

Baca Juga: Menguak Misteri Tulisan di Batu Nisan Makam Kuno Fatimah Binti Maimun, Fakta Sejarah Walisongo

Hanya menyisakan 200 keluarga saja yang selamat, dan sisanya meninggal secara misterius oleh bangsa dedemit jin dan bangsa siluman Penunggu tanah Jawa.

Sultan al-Gabah yang mendapatkan laporan banyaknya utusannya yang meninggal dunia pun marah besar.

Kematian para utusan Sultan Al-Gabah diakibatkan angkernya Pulau Jawa yang banyak dihuni oleh para jin dan juga Siluman.

Sultan Al-Gabah kemudian mengirim ulama, syuhada, dan orang sakti ke Jawa untuk membinasakan para “jin, siluman, dan brekasakan” penghuni Jawa.

Satu di antara ulama sakti itu adalah Syaikh Subakir. Dia dikenal sebagai seorang wali keramat dari Persia.

Syekh Subakir yang dipercaya telah menanam “tumbal” di sejumlah tempat di Pulau Jawa agar kelak pulau tersebut dapat dihuni umat Islam.

Syekh Subakir menanam tumbal di sejumlah tempat di pantai utara Jawa yang dikenal sebagai “Makam Panjang”,

Makam Panjang berada disejumlah tempat seperti yang terdapat di Gresik, Lamongan, Tuban, Rembang, dan Jepara.

Kelima tempat diatas diyakini sebagai Kuburan Panjang atau bekas petilasan Syaikh Subakir.

Tumbal dalam kisah Syaikh Subakir ini memiliki arti yang berkaitan dengan usaha rohani untuk menyucikan suatu tempat, dengan cara menanam “tanah” di tempat yang dianggap angker. Wallahu a'lam bishawab.***

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: Buku Atlas Walisongo

Tags

Terkini

Terpopuler