Keramat Kiai Abbas Buntet Cucu Sunan Gunung Jati, Ubah Kacang Hijau Jadi Bom Lawan Penjajah

13 Februari 2022, 11:30 WIB
Gus Faris dan foto Kiai Abbas Bunten. Keramat Kiai Abbas Buntet Pesantren Cucu Sunan Gunung Jati, Ubah Kacang Hijau Jadi Bom Lawan Penjajah. /Tangkapan layar YouTube GP Ansor Banjaran

PORTAL MAJALENGKA - Sejumlah kiai Buntet Pesantren Cirebon memiliki nasab hingga Syekh Syarif Hidayatullah atau Sunan Gunung Jati. Salah satunya KH Abbas atau yang lebih dikenal Kiai Abbas Buntet.

Kiai Abbas Buntet merupakan salah satu cucu dari Sunan Gunung Jati yang dikenal dengan keramatnya yang sangat populer, terutama kalangan Nahdliyin.

Kiai Abbas Buntet dipercaya Kiai Hasyim Asy'ari untuk memimpin perang revolusi 10 November 1945. Kelak 10 November setiap tahun diperingati sebagai Hari Pahlawan Nasional.

Baca Juga: Tak Jadi Pahlawan Nasional, Kiai Abbas Macan dari Cirebon, Sosok yang Mampu Kalahkan Penjajah 10 November 1945

Di balik perang revolusi 10 November 1945, ada tokoh-tokoh dari kaum sarungan, dari kalangan santri dan para kiai.

Keramat Kiai Abbas diceritakan salah cucunya, yaitu KH Faris Elt Haque. Saat ini Kiai Faris merupakan salah satu pengasuh Pondok Pesantren Nadwatul Umah Buntet Pesantren Cirebon.

KH Faris Elt Haque yang biasa disebut dengan Kang Faris atau Gus Faris, menceritakan sejarah peperangan yang terjadi pada 10 November 1945 melawan pasukan sekutu.

Baca Juga: Aksi Lucu Seorang Pria Ditilang Polisi, Merusak Motornya Sendiri

Berawal dari seruan KH Hasyim Asyari pendiri Nahdlatul Ulama yang menyatakan perang melawan penjajah yang tergabung dalam pasukan NICA atau sekutu yang hendak mencengkram kedaulatan NKRI.

Menurut Kiai Hasyim, cinta tanah air adalah bagian daripada iman. Kemudian lahirlah fatwa Resolusi Jihad pada 22 Oktober 1945 untuk mempertahankan tanah air.

Saat itu NICA yang diboncengi Belanda mengancam membumihanguskan Surabaya, apabila tidak mau tunduk pada sekutu.

Baca Juga: Aksi Ibu-ibu Terekam Dengan Santainya Membuang Sampah di Laut

Resolusi Jihad yang diserukan KH Hasyim Asyari pada 22 Oktober 1945 membakar semangat para arek-arek Suroboyo dan seluruh warga untuk mempertahankan kedaulatan NKRI. Karena baru saja diproklamasikan Soekarno-Hatta pada 17 Agustus 1945.

Arek-arek Suroboyo yang tidak sabar untuk segera berperang melawan sekutu, ditahan oleh KH Hasyim Asyari. Kakek Gus Dur itu memberi maklumat, untuk tidak segera melakukan serangan sebelum datangnya Kiai Abbas dan para kiai dari Cirebon.

Rombongan Kiai Abbas pada 7 November berangkat menuju ke Surabaya. Saat itu Kiai Abbas berangkat bersama rombongan para kiai dari Cirebon, Indramayu, Brebes, juga Majalengka.

Baca Juga: Viral Seorang Perempuan Nyungsep Ke selokan Saat Belajar Nyetir Mobil, Malah Santai Berfoto

"Saat rombongan santri dan kiai dari wilayah Cirebon berangkat tanggal 7, Mbah Abbas berangkat sehari kemudian," kata Kiai Faris.

Setelah kedatangan rombongan Kiai Abbas di Surabaya, tepat pada 10 November 1945, terjadilah perang antara rakyat Indonesia melawan para sekutu.

Dengan persenjataan seadanya, dan hanya bermodalkan satu semboyan, Merdeka atau Mati. Itulah modal semangat rakyat Indonesia saat itu untuk mempertahankan kedaulatan NKRI.

Baca Juga: Meskipun Sempat Kotor di Hari Pertama Tes Pramusim, Sirkuit Mandalika Lombok Tetap Dipuji Para Rider

Diceritakan pula bahwa Kiai Abbas yang ditunjuk untuk memimpin para santri ini mengeluarkan kesaktian atau keramatnya dalam melawan tentara sekutu.

Kiai Abbas mengeluarkan butiran kacang hijau. "Kacang hijau ini kalau dilemparkan ke atas pesawatnya Belanda meledak. Kalau ditaburkan ke tanah, serta merta menjadi pasukan tentara," tutur Kiai Faris.

Bahkan lebih hebatnya lagi untuk bisa menghancurkan ratusan pesawat perang sekutu, Kiai Abbas meniupkan sandal bakiaknya.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan Sabtu 2 April 2022 sebagai Awal Puasa 1 Ramadan 1443 H

"Sampai tercatat sekitar 250 pesawat perang Sekutu hancur. Sampai orang sananya (lawan) bingung. Orang Indonesia ini tidak punya pesawat tempur, tapi pesawat kita ini yang 250 habis," sebutnya.

Dengan peralatan perang yang ada, peperangan 10 November 1945 ini mampu dimenangkan rakyat Indonesia. Meski tidak sedikit para pejuang yang gugur, tapi marwah kedaulatan NKRI tetap terjaga.

Itulah sedikit cerita tentang Kiai Abbas yang dikenal dengan julukan Singa dari Cirebon. Karena almarhum memiliki keramat dan kesaktian yang luar biasa hebatnya.***

Editor: Husain Ali

Sumber: YouTube Laura Production

Tags

Terkini

Terpopuler