Hal itu tersebut juga yang membuka peluang masalah kejiwaan yang bisa menyerang pendukung fanatik.
"Para pendukung fanatik itu bisa rentan terkena depresi, tertekan kalau misalkan orang yang dia dukung kalah, kemudian menerima hujatan, terlebih menerima hujatan di media sosial dan dia tidak siap dengan itu.“ katanya.
Baca Juga: Banjir di Jambi Rendam 14 Ribu Rumah, 2 Jembatan Benton Ambruk 1 Jembatan Gantung Putus
Menurutnya, pendukung fanatik ini yang bisa membuat situasi menjadi rusuh dan semakin tidak karuan. Sehingga ada potensi konflik dan ketegangan yang dapat muncul dari pendukung .
"Sebenarnya yang menjadi semerawut itu kan bukan tentang si pasangan calonnya masing-masing, tetapi si pendukung-pendukung fanatik ini yang bikin rusuh sebenarnya,“ jelas Ignatia.
Ahli psikologi dan kejiwaan memperingatkan bahwa perlu adanya pemahaman dan dukungan terhadap kesehatan mental masyarakat selama periode pemilu.***
Artikel ini telah tayang di Pikiran Rakyat dengan judul: Pendukung Fanatik Capres Cawapres Rentan Kena Depresi, Begini Kata Psikolog