Dokter Afrika Selatan, yang pertama kali mengidentifikasi varian baru, mengatakan strain tampaknya menyebabkan gejala yang kurang parah.
Petugas medis di Afrika Selatan mengatakan jenis virus ini menyebabkan gejala ringan seperti sakit kepala dan kelelahan, dibanding varian sebelumnya dan tidak menyebabkan satupun rawat inap atau kematian.
Baca Juga: Indonesia Masuk 5 Negara dengan Penurunan COVID-19 Terbesar
Profesor Karl Lauterbach, ahli epidemiologi klinis calon Menteri Kesehatan Jerman, mengatakan laporan awal Omicron bisa menjadi hadiah Natal bahkan dapat mempercepat akhir pandemi.
Omicron menurutnya memiliki banyak mutasi atau 32 pada protein lonjakan saja, dua kali lebih banyak dari Delta.
Berarti Omicron dapat dioptimalkan menginfeksi dan tidak terlalu mematikan, sejalan dengan sebagian besar virus pernapasan berevolusi. *