Minat Jadi Petani Milenial Jawa Barat? Ini Manfaat yang Didapat

- 11 Februari 2021, 06:00 WIB
Ilustrasi Petani milenial
Ilustrasi Petani milenial /Instagram Ridwan Kamil/

PORTAL MAJALENGKA – Pemerintah Provinisi Jawa Barat sedang berupaya memperkuat perkonomian masyarakat melalui program Petani Milenial.

Melalui program Petani Milenial, akan mengubah image petani yang didominasi kalangan usia 40 tahun ke atas.

Karena itu, Gubernur Ridwan Kamil mendorong anak muda di Jawa Barat harus mampu menjadi petani inovatif berbasis teknologi 4.0 melalui program Petani Milenial.

Baca Juga: Muhammadiyah Tetapkan Awal Puasa 13 April 2021

Proses seleksi pun sudah mulai dilaksanakan. Warga Jabar bisa mengakses link https://petanimilenial.jabarprov.go.id untuk tahap awal seleksi administrasi.

Secara resmi program Petani Milenial baru diluncurkan pada 14 Februari 2021 di Desa Cikadu, Kabupaten Cianjur Selatan, Jawa Barat.

Gubernur yang akrab disapa RK tersebut mengharapkan, program Petani Milenial dapat menghasilkan swasembada pangan melalui peran anak muda di Jawa Barat. Karena di tengah pandemi Covid-19 ini, ia tidak menginginkan Jawa Barat terjadi krisis suplai pangan.

Baca Juga: Gantikan Pembayaran E-Toll, 3 Operator Jalan Tol Dukung Sistem MLFF

“Program petani milenial ini diharapkan sebagai pemulihan ekonomi yang inovatif berbasis tekonologi. Februari ini sudah mulai proses seleksi pendaftaran,” ujar RK seperti dikutip dari laman resmi Pemprov Jabar, Kamis 11 Februari 2021.

Program Petani Milenial menunjuk Biro Perekonomian Pemprov Jabar sebagai sektor pelaksana. Kepala Biro Perekonomian, Benny Achmad Bachtiar mengatakan, program ini berkolaborasi dengan delapan OPD yakni, Dinas Perkebunan, Dinas Kehutanan, Dinas Ketahanan Pangan dan Perternakan, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa.

“Petani milenial akan diberikan pelatihan pemasaran. Mulai dari business meeting, food matching, platform pemasaran, ekspor online, pameran produk-produk, dan kerja sama dagang,” ujarnya.

Baca Juga: Polresta Cirebon Tangkap Tiga Pelaku Pemerkosa Anak di Bawah Umur hingga Meninggal Dunia

Pengembangan kapasitas petani milenial diperlukan pembekalan melaui bimtek, bantuan saprodi, pengawalan dan pendampingan.

Benny menjelaskan, dalam hal pengawalan dan pendampingan dibutuhkan peran penyuluh untuk membina petani muda. Idealnya, penyuluh di setiap desa itu ada dua orang untuk memandu petani milenial.

Melihat ketersediaan penyuluh pertanian di Jawa Barat saat ini, tercatat hanya 3.332 orang. Sedangkan jumlah desa di Jawa Barat ada 5.312, sehingga dipastikan masih kekurangan tenaga penyuluh.

Baca Juga: Liga Indonesia Bisa Bergulir Lagi, PSSI Minta Suporter Sepak Bola Ini

“Program Petani Milenial ini, mereka akan diberi pelatihan dan pendampingan oleh penyuluh. Setiap desa idealnya ada dua orang penyuluh untuk ditempatkan untuk mengawal program ini,” terang Benny.***

Editor: Husain Ali

Sumber: Pemprov Jabar


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah