Tahun ini Lebih Dari 6 Juta Serangan Cyber Mengancam Data Centre Jabar

- 19 Desember 2020, 09:00 WIB
Ilustrasi Cyber Hacking
Ilustrasi Cyber Hacking /Pete Linforth/Pixabay/

PORTAL MAJALENGKA - Semakin meningkatnya pengguna internet di Indonesia juga telah berdampak pada meningkatnya ancaman keamanan informasi seperti ancaman serangan cyber security.

Bukan hanya dialami oleh perusahaan privat tetapi juga pada data centre milik pemerintah.
Di Jawa Barat (Jabar) serangan tersebut atau hacker, juga kerap terjadi.

Sejak Januari hingga pertengahan desember 2020, sekitar 6  juta serangan terhadap data centre Jabar telah terdeteksi. Serangan tertinggi bahkan terjadi pada Bulan September yang mencapai hampir 1,4 juta aksi cyber attack.

Baca Juga: Deretan Film Tentang Ibu dengan Jalan Cerita Paling Menarik

Kepala Dinas Kominfo Jabar Setiaji menyebutkan jika melihat data statistik memang ada kecenderungan peningkatan serangan siber,  bahkan naik sekitar 50 persen dibandingkan tahun lalu.

"Ini tentu menjadi tantangan kami seiring dengan semakin banyaknya aplikasi yang dibangun. Ada sekitar 400 lebih yang harus diamankan. Alhamdulillah semua serangan bisa diatasi," tegasnya dalam Sandikamimania SERIES#6 Bertema "Building The Power of Information Security in Regional Government", Jumat (18/12/2020).

Kondisi ini menurutnya harus menjadi perhatian dari pemerintah termasuk dengan meningkatkan kolaborasi dengan berbagai pihak. Kemudian perlu diskusi lebih banyak terkait upaya pengamanan data centre.

Baca Juga: Hukuman Mati dalam Dongeng Demokrasi
 
"Dengan diskusi ini akan meningkatkan kolaborasi kami dengan semua pihak termasuk juga dengan white hacker, agar semakin mampu menangani ancaman ke depan yang semakin meningkat," jelasnya.

Sekda Jabar Setiawan Wangsaatmadja menambahkan secara nasional serangan hacker tercatat mencapai 88 juta serangan, jumlah itu menurutnya mengalami penurunan. Namun justru di Jabar serangan mengalami peningkatan dibandingkan tahun lalu.

"Kita harus mengetahui persis ancaman datang dari mana saja, bagaimana kita bisa mengamankan informasi dari serangan cyber, sehingga tema seminar ini sangat cocok, yakni membangun kemampuan kita dalam mengamankan data dan jaringan," tegasnya.

Baca Juga: Tersangka Teroris Zulkarnain Ternyata Bukan Orang Sembarangan, Ini Kiprahnya

Hal ini menurutnya sesuai dengan lima langkah percepatan trasformasi digital yang ditegaskan presiden, yakni antara lain perluasan akses dan infrastuktur digital serta layanan internet, mempersiapkan roadmap transformasi digital, mempercepat integrasi pusat data nasional, menyiapkan SDM dan regulasi serta skema pembiayaannya.

"Kita memerlukan cyber securityhacker itu ada yang niat ada juga yang iseng, ingin mencoba kekuatan kita atau membuktikan keamanan kita, jadi harus selalu siap," tegasnya.

Ia menambahkan pada 2025 dunia akan dibanjiri datasphere namun sebagian besar data masih belum terstruktur, hanya 20 persen saja yang sudah baik dan dikelola dengan matang. Data yang andal dan aman, menurut Sekda harus menjadi tujuan dari Pemrov jabar.

Baca Juga: Gunung Semeru Erupsi, Petugas Mulai Garap Jalur Pengalihan Aliran Lahar

Sementara itu pembicara seminar yang hadir antara lain Faisal Yahya yang merupakan praktisi CybersecurityIT Strategy, and Enterprise Architecture. Kemudian Zendy Agung Permana yang merupakan Sandiman Pertama serta Digit Oktavianto yang merupakan IT Security Specialist.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x