Dua Peneliti Indonesia Duduki Posisi Penting di IPCC: Harapkan Aksi Iklim Lebih Cepat dan Konkret

- 3 Agustus 2023, 07:00 WIB
Prof Edvin Aldrian (kelima dari kiri atas) dan Dr. Joni Jupesta (keempat dari kanan atas) saat berfoto bersama dengan delegasi ASEAN pada pertemuan IPCC di Nairobi, Kanya,
Prof Edvin Aldrian (kelima dari kiri atas) dan Dr. Joni Jupesta (keempat dari kanan atas) saat berfoto bersama dengan delegasi ASEAN pada pertemuan IPCC di Nairobi, Kanya, /Pikiran Rakyat/Portal Majalengka/

Baca Juga: Cuma 2,5 Jam Jualan di Shopee Live, dr. Richard Lee Raih Omset Rp8 Miliar

Ia juga akan melakukan penelitian di bidang urban climate yang berkaitan dengan polusi udara yang berpengaruh pada kesehatan manusia.

Dirinya berharap kebijakan mitigasi perubahan iklim harus lebih kuat. Ini karena berdasarkan kalkulasi IPCC, secara periodik dari tahun 2018, pencapaian kenaikan suhu 1.5 derajat diperkirakan bisa terjadi tahun 2052.

Tetapi ketika dilakukan proyeksi kembali tiga tahun kemudian atau di tahun 2021, perkiraannya semakin memburuk, yakni ditaksir kenaikan suhu 1.5 akan terjadi pada 2042. Bahkan, temuan terakhir pada tahun ini, kenaikan suhu 1.5 derajat justru akan dicapai tahun 2030.

Baca Juga: MENGENAL GENERASI Akhir Honda Jazz yang Terus Dicari, Intip Spesifikasi, Dimensi, dan Harganya

Sepakat dengan Edvin, Dr. Joni Jupesta, ilmuwan, dosen dan peneliti aktif di The United Nations University (UNU) Tokyo, Jepang yang juga terpilih menjadi anggota TFI di IPCC, setuju bahwa bahwa mitigasi perubahan iklim perlu dilakukan lebih agresif lagi. Ke depannya, gugus tugas ini akan melakukan harmonisasi data antarnegara.

“Karena situasi sekarang semakin berat, IPCC nanti akan membuat metodologi yang dapat digunakan negara-negara dalam melakukan perhitungan gas rumah kaca dan melakukan tabulasi statistik serta pengumpulan data. Dengan demikian, akan tercipta harmonisasi data antarnegara berkembang, negara maju, seperti Indonesia,
Brazil, Rusia dan China,” jelas Joni.

Terpilihnya ilmuwan Indonesia di IPCC tidak terlepas dari dukungan dari negara-negara Asia Pasifik Barat, yaitu negara-negara small islands, seperti Kepulauan Samoa, Fiji, Tuvalu, Solomon, Tonga.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x