Network
PORTAL MAJALENGKA - Timur Tengah seolah tidak pernah bisa lepas dari konflik. Kawasan tersebut selalu bergejolak dan sensitif.
Salah satu contohnya Mesir dan Tunisia, kedua negara yang dipimpin oleh sang diktator mengakibatkan rakyatnya turun ke jalan dan menumbangkan kepimpinan Mubarok di Mesir dan Ben Ali di Tunisia.
Kejadian tersebut seaakan memancing negara-negara arab diseklilingnya seperti Libya, Suriah, Qatar, Sudan, menyuarakan jeritan hatinya.
Baca Juga: Pacar Baru Kalina Ocktaranny Brondong, Komentar Netizen Bikin Geregetan
Umumnya gerakan rakyat dilatarbelakangi oleh alasan yang tidak beda jauh yakni kepemimpinan yang diktator dan persekongkolan dengan Amerika Serikat.
Lalu siapa saja tokoh atau pemimpin di Timur Tengah menjadi antek Amerika Serikat?
Mengutip dari buku Tokoh-Tokoh Timur Tengah yang Diam-Diam menjadi Antek Amerika dan Sekutunya ditulis oleh Agus N. Cahyo.
Baca Juga: Sekte Sesat di Thailand, Kotoran Pimpinannya Dijadikan Obat Bagi Pengikutnya
Dalam buku tersebut menyebut David Ben Guriono, Perdana Mentri Israel dalam urutan pertama. Ia merupakan tokoh legendari kelompok zionis-Israel.
Ada juga dari Iran, Muhammad Pahlevi. Ia menyebut dirinya sebagai "Yang Mulia Baginda" hubungannya dengan AS diawali saat Mossadegh pemimpin Iran mengeluarkan kebijakan yang merugikan AS.
Hal itu membuat AS membujuk Reza Pahlevi mengeluarkan dekrit pembubaran Pemerintah Mossadegh. Dekrtit itu diumumkan pad tanggal 19 Agustus 1953 diseluruh Iran.
Baca Juga: Juara di MotoGP Catalunya 2022, Fabio Quartararo Samai Rekor Marc Marquez
Sebagai tanda terimakasih AS menjaga Reza Pahlevi Selama 25 tahun agar tetap berkuasa, bahkan CIA pun turut membantu.
Tertulis juga nama Saddam Husein, di dunia international ia merupakan musuh besar AS, namun dibalik itu sebelumnya Saddam Husein adalah Antek AS.
Hubungannya dengan AS saat perang Irak-Iran pecah ia dibantu AS untuk menginvasi Iran. Begitu juga saat ia menjabat sebagai Wakil Presiden Irak, ia diberi pelayanan oleh AS yang prima.
Namun Saddam Husein tipikal orang yang tidak bisa di dikte, sehingga membuatnya memusuhi balik AS.
Selanjutnya yakni Hosni Mubarak, ia merupakan presiden Mesir periode 1981-2011, ia dijatuhkan oleh rakyatnya Sendiri.
Hubungannya dengan AS saat kesepakatan Camp David dengan AS berjalan dengan baik, dimana mesir tidak akan menyerang Israel. Ia juga mampu menjaga kepentingan AS ditimur tengah.
Bahkan dunia International mengenalnya sebagai Agen Penting AS di Timur Tengah, hal ini terbukti saat Jalur Gaza Palestina dihajar habis-habisan oleh Israel namun Mubarak enggan membuka Gerbang Raffah yang merupakan satu-satunya pintu masuk ke Gaza.
Masih banyak lagi beberapa tokoh Timur Tengah yang menjadi Antek Amerika. Tentunya hal ini menjadi titik balik konflik yang sering terjadi di Timur Tengah.***
