Amerika Habiskan Rp30 Ribu Triliun Perang 20 Tahun Lawan Taliban, Hasilnya Kalah dan 3 Ribu Tentara AS Tewas

- 22 Agustus 2021, 15:15 WIB
Sekelompok tentara Amerika Serikat, saat tiba di Kabul, Afghanistan, Agustus 2021.
Sekelompok tentara Amerika Serikat, saat tiba di Kabul, Afghanistan, Agustus 2021. /Bakhtar News Agency/

PORTAL MAJALENGKA - Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla mengungkapkan upaya Amerika menghancurkan Taliban selama 20 tahun belakangan ini bukan perkara mudah.

Amerika disebut JK telah menghabiskan anggaran setara Rp 30 ribu triliun dan korban jiwa dari kalangan tentara Amerika sebanyak 3 ribu orang.

"Nah, 20 tahun Amerika perang dengan biaya (setara) Rp30 ribu triliun jadi kira-kira 12 tahun anggaran kita. Dihabisi hanya untuk memerangi kelompok Taliban dengan korban 3 ribu orang tentara Amerika meninggal," kata Jusuf Kalla saat menjadi keynote speak dalam sebuah webinar kemarin dikutip, Minggu 22 Agustus 2021.

Baca Juga: JK Ungkap Kelebihan Orang Afghanistan Kalahkan 3 Negara Adidaya: Inggris, Rusia dan Amerika

Dia mengungkapkan, ada tiga kelompok kepentingan di Afghanistan yang menentukan masa depan Afghanistan. Yakni kelompok Taliban, kelompok Presiden Ashraf Gani dan kelompok Amerika Serikat.

Tetapi, kata dia, peperangan yang sesungguhnya terjadi di Afghanistan adalah peperangan Taliban melawan tentara Amerika.

"Ketiga kelompok ini ingin sebenarnya keluar dari jebakan (peperangan) ini," katanya.

Baca Juga: 5 Warga Filipina Ikuti Dievakuasi Pesawat TNI AU dari Afghanistan, Begini Penjelasan Menlu Retno

Menurut JK, Amerika tak ada pilihan lain selain menerima hasil perundingan segitiga pada akhir tahun lalu yang melibatkan Amerika, pemerintahan Presiden Ashraf Gani dan Taliban.

Amerika akan meninggalkan Afghanistan sebagai buah dari perundingan itu. Apalagi, Amerika memang terbukti tak bisa menundukan milisi Taliban.

"Dan Amerika sebenarnya keresahan di Afghanistan. Karena perang selama 20 tahun ini merupakan yang terlama selama sejarah Amerika dan perang yang tidak dimenangkan oleh Amerika," katanya.

Baca Juga: Panglima TNI: Evakuasi WNI dari Afghanistan Tidak Mudah

Celakanya, perang dengan durasi terlama dalam sejarah Amerika Serikat itu justru berbuah pahit. Amerika terusir dari Afghanistan.

Tetapi, boleh jadi, penarikan pasukan militer AS menjadi kebahagiaan bagi tentara AS yang selama 20 tahun perang tanpa kemenangan.

"Amerika dia menang perang besar saja tapi dia tidak pernah menang dalam sistem perang gerilya. Apakah itu di Vietnam, Afghanistan, Irak , Lybia, Somalia, tidak pernah menang," ujarnya.

Amerika, kata JK, sebenarnya mengharapkan terjadinya perang saudara setelah tentaranya angkat kaki dari Afghanistan. Tetapi, harapan itu tak terjadi.

Militer Amerika ditarik, sementara tentara pemerintahan Ashraf Gani justru mundur dari wilayah perang dan dengan cepat milisi Taliban menguasai daerah-daerah penting di Afghanistan.

"Yang diharapkan Amerika itu setelah mereka pergi yang terjadi perang saudara antara tentara pemerintah Afghanistan yang dilatih Amerika dengan Taliban. Tapi kita tau semua setelah Amerika pergi, tentara Taliban maju ke wilayah perang sementara tentara pemerintah tidak ada yang melawan. Tidak mau ada perang saudara. Dan saya pikir ini yang terbaik. Supaya tidak ada perang saudara," katanya.***

Editor: Muhammad Ayus


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah