Tahun 2022 Honda Stop Jual Mobil Bensin dan Diesel

8 Desember 2020, 15:00 WIB
Ilustrasi mobil listrik /Instagram @mobil.listrik/WARTA PONTIANAK

PORTAL MAJALENGKA - Kabar mengejutkan datang dari pabrikan otomotif asal Jepang, Honda.

Pasalnya Honda mengumumkan akan menghentikan penjualan mobil bermesin konvensional seperti bensin dan diesel mulai tahun 2022 mendatang.

Hal ini dilakukan Honda sebagai upaya mendukung pengurangan emisi gas buang yang dihasilkan mobil bermesin konvensional serta mengurangi habisnya bahan bakar fosil di dunia.

Baca Juga: Covid-19 “Menguat”, Nilai Tukar Rupiah Melemah

Namun, penghentian penjualan tersebut bukan dilakukan di Indonesia. Melainkan hal ini menjadi keputusan Honda Eropa.

Selanjutnya, Honda akan memasarkan mobil dengan teknologi hybrid dan listrik di wilayah Benua Biru.

Diberitakan Pikiran-Rakyat.com sebelumnya, dalam artikel yang berjudul Kabar Mengejutkan, Mulai Tahun 2022 Honda Stop Jual Mobil Bensin dan Diesel, Hal tersebut seperti yang dikonfirmasi Wakil Presiden Senior Honda di Inggris, Ian Howells yang dikutip dari Autocar.

Baca Juga: Menkes Terawan: Pelaksanaan Vaksinasi Menunggu Izin Penggunaan dari Badan POM

Ini (line-up Honda) akan menjadi kombinasi mobil listrik sepenuhnya dan hybrid," papar Howells.

Pernyataan Howells ini sejalan dengan komitmen Inggris untuk menghentikan penjualan mobil bermesin bensin dan diesel di tahun 2030.

Ia juga menekankan bahwa Honda percaya pada pendekatan multi-jalur untuk mengurangi emisi gas karbon dari sisa pembakaran.

Baca Juga: Waduh, Anggaran Vaksin dan Kesehatan 2021 Capai Rp 169,7 Triliun

Howells menambahkan, ada peran teknologi yang harus dikedepankan guna mengimplementasikan keinginan untuk mengurangi emisi gas buang tersebut.

“Ada peran yang harus dimainkan untuk bahan bakar elektronik, untuk biomassa, untuk hidrogen, hingga tingkat tertentu untuk bahan bakar konvensional, dan juga baterai,” tambahnya.

Meskipun mengatakan dukungannya pada elektrifikasi kendaraan, namun Howells mengatakan keraguannya terhadap penerimaan kendaraan berteknologi listrik.

Baca Juga: Menkominfo Jhonny G Plate Perkenalkan Juru Bicara Vaksinasi COVID-19

Alasannya, karena kendaraan listrik dipasarkan dengan harga yang lebih mahal dari mobil bensin ataupun diesel.

Sehingga dikatakan Howells kendaraan listrik saat ini tidak dilihatnya sebagai solusi langsung untuk mengurangi gas karbon.

"Harganya sepertiga hingga 50% lebih mahal daripada kendaraan konvensional atau hibrida," ungkapnya.

Baca Juga: Percasi Majalengka Targetkan Cetak 3 Orang Master Catur

Sehingga, Howells mengatakan bila mobil dengan teknologi hybrid saat ini dianggap sebagai langkah yang efektif dibanding dengan peralihan ke mobil listrik penuh.***(Aldiro Syahrian/Pikiran Rakyat)

 

Editor: Andra Adyatama

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler