Usaha otomotif dimulai pada tahun 1968-69. Saat itu Astra mulai mengimpor truk Dalam waktu 13 tahun saja, sudah 72 perusahaan yang bernaung di bawah bendera grup itu.
Pada akhir tahun 1992, jumlah perusahaannya sudah mencapai sekitar 300 buah, bergerak di berbagai sektor: otomotif, keuangan, perbankan, perhotelan dan properti.
William selalu mengutamakan pengembangan kemampuan dan peningkatan pendidikan sumber daya manusia.
Baca Juga: 3M Prokes ka Kober Murid Yatim Piatu ti Bhabinkamtibmas Polsek Majalengka Kota
Hal ini dijalankannya dalam berbagai program pelatihan dan beasiswa untuk karyawan. Pada tahun 1970-an, banyak karyawannya yang dikirimnya ke Amerika Serikat, Eropa, dan Jepang untuk belajar.
William tidak membeda-bedakan karyawannya. Di Astra, banyak tenaga kerja pribumi yang dipekerjakannya, dari tingkat karyawan biasa hingga pimpinan.
Ini merupakan wujud kecintaan dan kebanggaannya sebagai orang Indonesia.
William sangat mengutamakan nilai-nilai naluri, loyalitas, dan rasa percaya dalam merekrut karyawan.Karyawan dipacu untuk mengembangkan kreativitas mereka dengan menghargai inovasi bisnis mereka untuk diuji coba.
Baca Juga: Kejari Majalengka Malire ka Wartawan, Masrahkeun Sembako jeung Masker
Pada 1992-1993 Astra sempat jatuh ketika bisnis Edward Soerjadjaja, anak sulungnya, ambruk.