Lebih Tinggi Dari September, Tasikmalaya Alami Inflasi 0,14 %

11 November 2020, 16:30 WIB
inflasi ilustrasi /

PORTAL MAJALENGKA-Inflasi Kota Taksimalaya pada bulan Oktober lebih tinggi dibanding bulan September yaitu sebesar 0, 14% (mtm) sedangkan pada bulan September mengalami deflasi sebesar 0, 03% (mtm).

Dengan angka tersebut, inflasi tahun berjalan adalah 1,07% (ytd) dan inflasi tahunan 1,61% (yoy).

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Tasikmalaya Darjana, menyampaikan pemaparan informasi tersebut pada Selasa 10 November 2020.

Baca Juga: Beri Janji Akan Jemput Habib Rizieq dan Kirim Pesawat Pribadi, Prabowo Justru Tidak Hadir di Bandara

Dilansir dari PikiranRakyat.com dala artikel: Setelah Dua Bulan Deflasi, Kota Tasikmalaya Alami Inflasi 0,14 Persen, Darjana menjelaskan proses inflasi tersebut.

Menurut Darjana komoditas penyumbang utama inflasi (andil % mtm) di Bulan Oktober 2020 adalah cabai merah sebesar 0,077, bawang merah 0,058, minyak goreng 0,035, daun bawang 0,022 dan beras 0,012.

Adapun lanjut Darjana, komoditas penyumbang utama deflasi (andil % mtm) di Bulan Oktober 2020, yaitu telur ayam ras -0,053, emas perhiasan -0,025, jengkol -0,024, daging ayam ras -0,015 dan Apel -0,008.

Baca Juga: Meninggal di Tengah Massa Penjemputan Habib Rizieq, Jenazah Dibawa dengan Gerobak Ikan


Dari data tersebut kata dia, pada bulan Oktober 2020, Kota Tasikmalaya mengalami inflasi setelah dua bulan sebelumnya tercatat deflasi.

"Sama dengan kondisi nasional, tekanan inflasi terutama berasal dari kenaikan harga cabai merah dan bawang merah akibat penurunan pasokan sebagai dampak dari curah hujan tinggi yang menyebabkan gagal panen," ujarnya.

Di Kota Tasikmalaya, pasokan cabai merah kebanyakan dipasok dari Kabupaten Garut, dan sebagiannya merupakan produksi lokal yaitu dari Kecamatan Cisayong dan Kecamatan Taraju. Adapun ujar dia, harga cabai pada akhir Oktober 2020 terpantau pada kisaran Rp 50.000/kg atau meningkat 55,59% (mtm) dibandingkan bulan sebelumnya pada kisaran Rp 25.000/kg.

Baca Juga: Tidak Ada Bukti Baru, Dua Kasus Habib Rizieq di Polda Jabar SP3

Adapun ujar dia, pasokan bawang merah sebagian besar berasal dari Jawa Timur. Kenaikan harga bawang merah tercatat 20,29% (mtm) menjadi pada kisaran Rp 31.000/kg. Selain itu, tekanan inflasi juga berasal dari kenaikan harga minyak goreng yang menurut pedagang disebabkan kenaikan harga dari pemasok sejak bulan lalu sejalan dengan kenaikan harga minyak sawit di pasar global.

Di sisi lain, tekanan inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh deflasi pada telur ayam ras didukung kecukupan pasokan. Harga emas perhiasan juga menurun sejalan dengan stabilnya harga emas dunia pada bulan Oktober 2020 dengan rata-rata harga USD1.870/ons, lebih rendah dibandingkan bulan September yang pernah mencapai USD1.950/ons.

Baca Juga: Baca Juga: Sedikitnya 230.000 Bidang Tanah di Kabupaten Bekasi Belum Bersertifikat

"Sedangkan kelompok yang stabil yaitu roda transportasi, Informasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan," katanya.***(Asep M Saefuloh/Pikiranrakyat.com)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Editor: Rasyid

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler