Ulul Albab; Muslim yang Berzikir dan Berpikir (Catatan Kecil Musibah di Awal Tahun 2021)

- 1 Februari 2021, 07:26 WIB
Dr H Masduki Duryat MPdI
Dr H Masduki Duryat MPdI /

Apa yang dilihat Bilal? Ia melihat kekasih Allah dalam keadaan sangat mengharukan. Air matanya berlinang, menetes di pipinya. Matanya sembab menunjukkan betapa beliau telah menangis cukup lama semalaman. 

Baca Juga: Diduga Terkena Senjata Tajam, BKSDA Beri Sembilan Jahitan di Kepala Orangutan Berusia 25 Tahun

Kekhawatiran Bilal memuncak dan bertanya kepada Nabi, “Wahai Rasul yang mulia, ada apakah sehingga engkau menangis seperti itu. Apakah sakit, atau ada teguran dari Allah, bukankah dosamu yang lalu, kini dan akan datang diampuni oleh Allah, atau ada kejadian hebat lainnya?”. Kemudian Rasul yang mulia menjawab, “Aku ingin menjadi hamba yang bersyukur kepada Allah dan baru saja turun wahyu kepadaku, dan celakalah ummatku jika tidak mampu memikirkannya”.  Lalu wahyu apakah yang beliau terima, sehingga beliau sampai menangis sedemikian lama.

Tangisan Rasul yang lama ternyata disebabkan karena beliau menerima wahyu QS. Ali Imran ayat 190-191:

“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal. (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): _"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Baca Juga: Peringati Harlah NU, GP Ansor Jatitujuh Lakukan Bersih-bersih Masjid

Di Balik Penciptaan Alam

Pertanyaannya, ada apa dengan ayat ini? Pada buku “Nalar Ayat-Ayat Semesta (AAS)”, Dr. Agus Purwanto ahli Fisika Lulusan Universitas Hiroshima, Jepang dengan lugas menyatakan: “Aksiologi Islam adalah dikenalnya Sang Pencipta melalui pola-pola ciptaannya—termasuk alam semesta,  pergantian siang dan malam—dan diketahuinya watak sejati segala sesuatu—sebagaimana yang diberikan oleh Tuhan—akan memperlihatkan kesatuan hukum alam, sunnatullah, keteraturan seluruh bagian dan aspeknya sebagai refleksi dari kesatuan prinsip ilahi”.

Sedemikian luar biasa ciptaan Tuhan dan bagi Ulul Albab—ilmuwan—keberhasilan upaya menguak pola ciptaan dan kesatuan hukum alam akan membuatnya makin tunduk kepada Sang Khalik, sebagaimana diisyaratkan pada QS. Ali Imran tersebut:

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): _"Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”.

Halaman:

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah