Kekurangan Guru Bisa Mengancam Generasi

17 Februari 2021, 05:00 WIB
Ilustrasi guru./ /Antara/Aloysius Jarot Nugroho

Oleh: Ummu Syafiq

Pendidik Generasi 

Ketinggian Akhlak dan kemajuan seseorang dan kemuliaan budi bisa dilihat dengan cara bagaimana ia memperlakukan dan menghargai seorang guru. (Ari Ginanjar ESQ)

Pendidikan merupakan pintu peradaban dunia. Pintu tersebut tidak akan terbuka kecuali dengan satu kunci, yakni seorang atau sesosok guru yang peduli dengan peradaban dunia.

Bagaimana mungkin generasi cerdas akan lahir sedangkan guru yang menjadi peran utama untuk mencerdaskan bangsa saja kurang?

Baca Juga: Seorang IRT Selundupkan Sabu ke Dalam Tengki Mobil di Jakbar

Hingga tahun 2021, Pemerintah Kabupaten Bandung kekurangan ribuan tenaga pendidik baik untuk tingkat Sekolah Dasar (SD) maupun Sekolah Menengah Pertama (SMP).

Anggota Komisi D DPRD Kabupaten Bandung, Yayat Sumirat mengaku terkejut dengan jumlah kekurangan guru di Kabupaten Bandung, yang mencapai angka 7.221 untuk guru SD dan 1.139 untuk guru pendidikan agama. Jumlah tersebut belum mencangkup kekurangan guru ditingkat SMP.

Yayat mengungkapkan bahwa dari Pemerintah Kabupaten Bandung melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) sudah mengusulkan perekrutan tenaga kerja kesehatan dan guru sebanyak 1.780 orang.

Baca Juga: Seorang Mahasiswa Ditemukan Tewas saat Berlibur di Pantai Cikaso Garut

Hal tersebut berdasarkan program satu juta guru yang dicanangkan oleh pemerintah pusat.

Pendidikan adalah salah satu kebutuhan dasar setiap warga negara karena negara akan maju jika rakyatnya mendapatkan pendidikan yang baik hingga mampu bersaing dalam mengarungi kehidupan.

Maka dari itu peran penting seorang guru yang berkualitas tentu harus ada pendidik yang mengenalkan dan memahamkan ilmu sehingga lahirlah generasi-generasi unggul, cemerlang dan berdaya saing.

Baca Juga: Biar Tambah Akurasi, Ini Tips Sebelum dan saat Tes GeNose C19

Kekurangan guru yang terjadi di Kabupaten Bandung saat ini tentu mengancam keberlangsungan generasi tersebut yang akan membawa perubahan bangsa dan kualitas bangsa.

Di sisi lain, guru yang ada pun belum tentu semuanya berkualitas. Ini adalah gambaran negara  yang menerapkan aturan tak sesuai arahan syariat. Banyak negara di dunia termasuk Indonesia, pemerintahannya berbasis demokrasi kapitalisme.

Sementara sistem dengan paham ini tak akan mampu memenuhi kebutuhan dasar pendidikan bagi rakyatnya.

Baca Juga: Hari Ini Wabup Majalengka Jalani Vaksinasi Covid-19 Tahap Kedua, Begini Katanya

Memang benar ada upaya-upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru seperti seminar, kursus-kursus pendidikan, studi banding hingga keluar negeri dan lain-lain untuk peningkatan mutu materi dan cara pengajaran.

Hanya saja upaya ini bersifat parsial, belum merata, karena masih banyak guru yang luput dari perhatian negara sebagai target pencetak generasi.

Sejatinya, solusi atas ketidakmampuan negara dalam pelayanan pendidikan beserta aspek pendukungnya adalah dengan menerapkan sistem berbasis akidah Islam. Hanya Islam dengan syariatnya yang bisa menyediakan pendidik yang berkualitas tinggi dan darinya lahir generasi-generasi hebat.

Baca Juga: Harapan Semu Perda Pesantren

Dalam pandangan Islam, pendidikan menjadi salah satu pilar utama dalam melahirkan generasi penerus peradaban. Oleh karena itu Islam sangat memperhatikan masalah pendidikan.

Tujuan pendidikan dalam Islam adalah menanamkan akidah, membentuk  kepribadian Islam, melahirkan generasi unggul yang menguasai ilmu pengetahuan, sains dan teknologi.

Untuk menunjang hal-hal di atas tentu saja dibutuhkan peran dari seorang guru yang merupakan tokoh penting dalam mencetak generasi unggul. Islam memberikan penghormatan yang tinggi bagi guru, seperti pada masa Khalifah Umar bin Khattab ra.

Baca Juga: Menaker Dorong Industri Indonesia Berinvestasi di Bidang K3

Beliau mempekerjakan tiga orang guru di Madinah yang mengajar anak-anak dan  memberi gaji lima belas dinar (1 dinar setara dengan 4,25 gram emas, bila saat ini harga emas Rp 700 ribu, berarti gaji yang diterima para guru pada masa itu Rp 44.625. 000). Fantastis.

Kekurangan guru tidak akan pernah terjadi dalam pemerintahan Islam karena tanggung jawab kepala negara sedemikian besar.

Ia memahami bahwa kedudukan guru dalam Islam sangat lah tinggi. Islam memuliakan ilmu, Islam menjamin kesejahteraan guru agar fokus menjalankan tugas utama sebagai pencetak generasi.

Baca Juga: Uu Ruzhanul Ulum: Tingkat Keterisian Rumah Sakit di Jawa Barat Menurun

"Sesungguhnya Allah, para malaikat dan semua makhluk yang ada dilangit dan di bumi, sampai semut yang ada di liangnya dan juga ikan besar, semuanya bershalawat kepada muallim (orang yang berilmu dan mengajarkannya) yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." (HR. Tirmidzi)

Wallahu a'lam bi ash shawwab.

Editor: Andra Adyatama

Tags

Terkini

Terpopuler