Guar Bumi, Bentuk Rasa Syukur Desa Balida Menyambut Musim Tanam

- 13 Oktober 2020, 06:00 WIB
Petani Desa BAlida kecamatan Dawuan Majalengka menggelar adat Guar bumi sebagai bentuk rasa syukur menyambut musim tanam.
Petani Desa BAlida kecamatan Dawuan Majalengka menggelar adat Guar bumi sebagai bentuk rasa syukur menyambut musim tanam. /Portal Majalengka/Pikiran Rakyat/Andra Adyatama

PORTAL MAJALENGKA - Sudah menjadi tradisi masyarakat yang tinggal di pedesaan dalam menyambut datangnya musim tanam “Rendengan” atau menjelang musim penghujan.

Mereka menggelar berbagai macam tradisi seperti Guar Bumi.

Adat tradisi ini sudah sejak turun temurun dilestarikan oleh masyarakat khususnya yang tinggal di pedesaan. 
 
 
Guar Bumi adalah adat yang tidak bisa dipisahkan satu dengan yang lainnya seperti Munjungan.
 
Bedanya hanya terletak di hari dan tempat pelaksanaanya saja. Dimana munjungan biasa di gelar di Tempat Pemakaman leluhur (Kebuyutan).
 
Tapi kalau bongkar bumi atau guar bumi  tempat pelaksanaanya di lahan pesawahan ataupun di halaman kantor desa.
 
 
Seperti yang laknsanakan di Desa Balida Kecamatan Dawuan, Majalengka ini,  Ratusan warga sejak pagi datang berbondong bondong, mereka masing-masing membawa nasi tumpeng lengkap dengan lauk pauknya.
 
Tujuan mereka berkumpul adalah untuk menggelar doa bersama, agar didalam menyambut musim tanam hujan diberikan keberkahan.
 
Kepala Desa Balida Kecamatan Dawuan, Aay Iryando SIP mengatakan, tradisi adat Guar Bumi ini adalah sebuah adat tradisi warisan dari para leluhur. 
 
 
Tradisi ini harus terus dilestarikan dan yang terpenting dalam pelaksanaanya tidak bertentangan serta tidak melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.
 
“Menurut saya adat dan tradisi ini harus terus dilestarikan, bahkan bila perlu lebih dikemas dan lebih meriah lagi. Artinya, dalam menggelar munjungan ini tidak saja diisi dengan doa bersama, tapi juga ditambah dengan kegiatan yang lainnya. Seperti, tablig akbar atau kegiatan sosial lainnya,” katanya, Senin 12 Oktober 2020.
 
 
Aay menambahkan, kegiatan Guar Bumi ini sudah biasa dilakukan warga Desa Balida, bahkan sudah menjadi agenda rutin tahunan.
 
Disamping melakukan doa bersama, tradisi ini juga untuk menjalin silaturahmi antara warga. Sehingga kebersamaan masyarakat disini akan semakin terjalin dengan baik.
 
 
“Intinya munjungan ini adalah ritual warga menjelang musim rendengan atau musim menjelang musim hujan. Kita semua berharap di masa tanamnya nanti para petani mendapatkan penghasilan yang berlimpah dan terhindar dari hama maupun penyakit,” ujarnya.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x