Hingga Oktober 2020, BNPB Mencatat 4,5 Juta Masyarakat Mengungsi Akibat Bencana Alam di Indonesia

- 12 Oktober 2020, 20:00 WIB
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. /Sumber ANTARA
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo. /Sumber ANTARA /

PORTAL MAJALENGKA - Sekitar 4,5 juta masyarakat terpaksa mengungsi akibat bencana alam di Indonesia selama Januari hingga 9 Oktober 2020. 

Hal tersebut dari data yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

"Sebanyak 302 saudara kita meninggal dunia dan 25 orang hilang," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan pada kegiatan virtual peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang dipantau di Jakarta, Senin seperti diberitakan ANTARA.

Baca Juga: Presiden Jokowi: Kesembuhan pasien COVID 19 di Indonesia naik dan lebih baik dari rata-rata Dunia

Indonesia sejak dahulu, sekarang, dan yang akan datang dihadapkan dengan berbagai bencana. Bahkan, saat ini ancaman bencana tersebut semakin besar dan dampaknya juga akan meluas.

Hal itu juga terkait dengan pemanasan global dan pengaruh perubahan iklim. Pada saat yang sama, Indonesia dan negara-negara lain saat ini juga masih berjuang menghadapi pandemi COVID 19.

Hingga 11 Oktober 2020, ujar Lilik, jumlah masyarakat yang terkonfirmasi COVID 19 yakni 333.449 orang, sembuh 255.029 orang, dan meninggal 11.844 orang.

Baca Juga: Kopi Gunungwangi Majalengka Rambah Pasar Australia

Dengan banyak bencana alam maupun nonalam yang terjadi di Indonesia bahkan trennya semakin meningkat setiap tahun, maka dibutuhkan sejumlah upaya oleh pemerintah pusat maupun daerah.

Pada peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana 2020, BNPB menghadirkan empat kepala daerah yang dinilai cukup berhasil dalam mengatasi bencana di daerah masing-masing.

"Saya yakin sudah berbuat banyak untuk ketangguhan daerah dalam pengurangan risiko bencana," katanya.

Baca Juga: Potensi Ekspor Kopi Robusta Temanggung Terbuka Lebar

Sebanyak empat kepala daerah tersebut, yaitu Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Gubernur Bangka Belitung Erzaldi Rosman Djohan, Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, dan Bupati Magelang Zaenal Arifin.

Lilik berharap, paparan yang disampaikan empat kepala daerah terkait dengan ketangguhan daerah dalam pengurangan risiko bencana dapat menjadi contoh pula bagi daerah-daerah lain di Indonesia.

Baca Juga: Produksi Menurun, Harga Kopi Robusta Temanggung Stabil

"Tujuannya agar daerah lain menjadi kuat dan tangguh. Hal itu tentunya berimbas pada upaya kita dalam melindungi masyarakat," ujar dia.

Secara umum, peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana yang diselenggarakan setiap tahun memiliki tujuan agar semua lapisan masyarakat saling belajar dan bekerja sama, sebab bencana alam tidak mengenal batas administrasi suatu wilayah.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x