Sementara itu, tajug atau mushola merupakan simbol transendensi yang dapat menjadi keselamatan dunia akhirat.
Sebab di dalam transendensi terdapat hubungan vertikal dan horizontal antara Tuhan dan hambanya, serta terjalinnya hubungan baik antar sesama manusia.
Pemimpin yang dekat dengan fakir miskin akan mempunyai kepekaan nurani. Prinsip ini mengandung makna bahwa harkat dan martabat manusia adalah sama di mata Allah SWT.
Tidak seorang pun di antara manusia yang berhak merendahkan harkat dan martabat seseorang, apalagi memperbudaknya.
Dalam konsep hasta brata, pemimpin yang tidak membedakan status sosial antara satu dengan yang lainnya dinamakan pemimpin yang memiliki sifat angin.
Sebab angin berada di segala tempat, tanpa membedakan antara daratan tinggi dengan daratan rendah, orang kaya atau miskin.
Dengan mencontoh sifat ini, maka seorang pemimpin selalu dekat dengan rakyat tanpa membedakan derajat dan martabatnya.
Kedekatan dengan rakyat inilah yang membuat Sunan Gunung Jati selalu terkenang manis di hati masyarakat Cirebon.