Pengangkatan Sunan Gunung Jati Jadi Raja Cirebon Tuai Pro dan Kontra, Ditolak Pangeran Panjunan

- 28 Maret 2022, 21:15 WIB
Masjid Sang Cipta Rasa Kasepuhan, jejak Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Cirebon dan sekitarnya.
Masjid Sang Cipta Rasa Kasepuhan, jejak Sunan Gunung Jati menyebarkan agama Islam di Cirebon dan sekitarnya. /Husain Ali/Portal Majalengka

PORTAL MAJALENGKA - Pengangkatan Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah atau Syekh Maulana Kabir menjadi Raja Cirebon disertai pro dan kontra.

Paling tidak ada dua tokoh yang menolak Sunan Gunung Jati menjadi raja, yakni Pangeran Panjunan, anak dari Syekh Nurjati dan Pangeran Carbon, anak dari Pangeran Cakrabuana.

Seperti yang tertulis dalam buku Sejarah Cirebon, Syekh Nurjati adalah gurunya Sunan Gunung Jati. Begitu Juga dengan Pangeran Cakrabuana adalah uwaknya sendiri, kakak dari ibunda Sunan Gunung Jati.

Baca Juga: Ki Bagus Rangin Miliki Kesaktian Luar Biasa, Salah Satu Tokoh Sejarah Sesudah Masa Sunan Gunung Jati

Penolakan itu disertai reaksi. Terlebih Pangeran Panjunan, ia melakukan penggrebekan dengan bala tentaranya di daerah Gunung Jati, yang kala itu akan dilakukan pelantikan Sunan Gunung Jati oleh Pangeran Cakrabuana menjadi Raja Cirebon.

Digambarkan, pasukan Pangeran Panjunan begitu menakutkan. Hal itu agar menunjukkan kharisma dan kewibawaan sang pemimpin.

Adipati Keling yang menjadi pengawal Sunan Gunung Jati merasa kaget dengan kedatangan rombongan Pangeran Panjunan.

Baca Juga: Kisah Raden Jaka Taruna Sang Panglima Perang Kepercayaan Sunan Gunung Jati Murid Sunan Ampel

Sebagi tuan rumah Adipati Keling mempersilakan masuk, seraya berkata bahwa Sunan gunung Jati tidak ada. Karena sedang ke bani Israil.

Halaman:

Editor: Husain Ali

Sumber: Buku Kerajaan Cirebon karya Didin Nurul Rosidin


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah