Kisah Pengembaraan Walangsungsang dan Rara Santang, Putra Prabu Siliwangi yang Kelak Jadi Raja di Cirebon (2)

- 2 Februari 2022, 07:30 WIB
Potret Prabu Siliwangi Raja Pajajaran. Kisah Pengembaraan Walangsungsang dan Rara Santang, Putra Prabu Siliwangi yang Kelak Jadi Raja di Cirebon (2)
Potret Prabu Siliwangi Raja Pajajaran. Kisah Pengembaraan Walangsungsang dan Rara Santang, Putra Prabu Siliwangi yang Kelak Jadi Raja di Cirebon (2) /Tangkapan layar YouTube Aliqul Channel

PORTAL MAJALENGKA - Kisah Pengembaraan Pangeran Walangsungsang berlanjut dan tinggal di dukuh Cirebon Pasisir.

Pangeran Walangsungsang larut dengan kehidupan masyarakat kecil, dan ia memerankan dirinya sebagal Guru Agama Islam, dengan panggilan akrab Ki Samadullah.

Bersama santri-santrinya, Ki Samadullah, mendirikan Tajug (Masjid), diberi nama Jalagrahan. (Jala=air; grahan=rumah), yang terletak di tepi laut.

Baca Juga: Manfaat Ikan Kerapu untuk Kesehatan Tubuh, Tapi Waspada Penyakit Karena Ikan Ini

Sebelumnya Cirebon dipimpin oleh Ki Danusela atau Ki Gedeng Alang-Alang dan wakilnya Pangeran Walangsungsang.

Setelah Ki Danusela meninggal, Pangeran Walngsungsang mewarisi jabatan sebagai Kuwu Caruban, ia menjadi Kuwu ke II Caruban.

Disinilah Walangwungsang diangkat menjadi penguasa Caruban dengan gelar Sri Manggana.

Atas kecerdasannya, Caruban menjelma menjadi sebuah desa yang maju, bahkan menjadi Kota Pesisir utara yang ramai dikunjungi orang.

Baca Juga: Tradisi Isra Miraj di Cirebon: Rajaban Ziarah Murid Sunan Gunung Jati, Pangeran Panjunan dan Pangeran Kejaksan

Majunya Caruban ditangan Walangsungsang menarik perhatian pusat Kerajaan Pajajaran, sehingga penyelidikan tentang Caruban oleh Kerajaanpun kemudian dilakukan.

Betapa terkaget-kagetnya utusan Kerajaan Pajajaran setelah mengetahui bahwa Kuwu Caruban merupakan anak Prabu Siliwangi yang telah lama keluar dari Istana.

Utusan Kerajaan Pajajaran kemudian melaporkan pada rajanya. Mendapati laporan dari bawahanya, Prabu Siliwangi merasa bangga pada anaknya karena sukses memakmurkan wilayah. 

Baca Juga: Lirik Lagu Ajarkan Aku Oleh Arvian Dwi: Sakit Tak Berdarah, Kekasih yang Tidak Bisa Dilupakan

Pada masa Walangsungsang, Caruban berubah menjadi Kota yang ramai, Caruban juga berangsur-angsur disebut Cirebon karena pelafan orang. Selain disebut Cirebon, Caruban juga dikenal dengan nama Grage, kependekan dari Nagara 'Gede (Kota Besar).

Pangeran Cakrabuana berhasil memimpin Cirebon dan mensejahterakan masyarakat dari berbagai sektor.  Baik dari sektor pelabuhan, pertanian hingga perdagangan.

Setelah menjadi penguasa Cirebon,  Walangsungsang berhasil mengislamkan mayoritas penduduk Cirebon.

Selain itu, Walangsungsang juga membangun istana sebagai tempat pemerintahan, Istana dinamai "Pakungwati", nama yang dambil dari salah satu anak perempuannya.

Baca Juga: Chord Gitar Lagu Ajarkan Aku Oleh Arvian Dwi, Kisah Tak Mudah Melupakan Kekasih

Kemudian, Pangeran Walangsungsang alias Haji Abdullah Imam membentuk tentara yang dilengkapi pasukan panah. Maka jadilah Cirebon, sebagai kerajaan corak Islam pertama di Kerajaan Sunda Pajajaran.

Sri Baduga Maharaja Kerajaan Sunda, sangat gembira mendengar keberhasilan puteranya. Kemudian, ia mengutus Tumenggung Jagabaya, disertai pasukan pengawalnya, untuk menobatkan puteranya.

Sang Prabu mengirimkan Pratanda (tanda keprabuan) dan Anarimakna Kacakrawartyan (tanda kekuasaan), sebagai tanda pengakuan dan pengukuhan puteranya.

Pangeran Walangsungsang, atau Ki Samadullah, atau Ki Cakrabumi, atau Pangeran Cakrabuana, dinobatkan sebagai Tumenggung dan diberi gelar Sri Mangana, oleh ayahnya, Sri Baduga Maharaja.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Jibril Menjemput dengan Buraq yang Terbang Secepat Kilat

Cirebon semakin bertambah terkenal, setelah Walangsungsang kedatangan keponakannya Syarif Hidayatullah dari Mesir, anak adik perempuannya yang dahulu menikah saat Ibadah Haji di Mekah.

Menjelang masa sepuhnya, Walangsungsang tidak kunjung dikaruniai pewaris tahta, 8 anak yang telah dilahirkan semuanya perempuan.

Menimbang ketiadaan penerus tahta, Walangsungsang menikahkan anak kesayangannya Nyi Mas Pakungwati dengan keponakannya Syarif Hidayatullah putra dari Nyai Rata Santang yang menikah dengan Sultan Hud di Mesir.

Sebelumnya dikisahkan Rara Santang menetap di Mesir, sementata Pangeran Walangsungsang memilih kembali ke Giri Amparan Jati membantu gurunya mendakwahkan ajaran Islam di Pulau Jawa.

Baca Juga: Kisah Perjalanan Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, Jibril Menjemput dengan Buraq yang Terbang Secepat Kilat

Meskipun berdiam di negeri orang, Rara Santang tidak pernah lupa pada tanah kelahirannya, ia bercita-cita mengislamkan ayahnya dan rakyat dari Kerajaan ayahnya, oleh karena itulah ia mempersiapkan Syarif Hidayatullah untuk membantu Uwaknya berdakwah di Cirebon.

Selepas Sraif Hidayatullah sukses mendakwahkan Islam di Cirebon dan Jawa Barat bahkan berhasil mendirikan Kerajan Islam Cirebon bersama uwaknya.

Syarif Hidayatullah membawa Ibunya pulang ke Cirebon, menurut beberapa sumber tradisional peristiwa kembalinya Subang Larang ke Cirebon terjadi selepas wafatnya Sultan Hud.

Baca Juga: ARTI Ucapan Gong Xi Fa Cai Ternyata Bukan Selamat Hari Raya Imlek, Simak Selengkapnya

Disinilah Pangeran Walangsungsang mengundurkan diri sebagai penguasa Cirebon dan mengangkat keponakannya menjadi penguasa Cirebon yang baru yang dipikirkan dengan Nyai Pakungwati putri kesayangannya

Selepas Prabu Siliwangi Mangkat hubungan Cirebon dan Pajajaran menjadi buruk, hingga kemudian Cirebon memproklamirkan merdeka dari Pajajaran dan membentuk Kerajaan Islam Cirebon, Kerajaan pertama dan tertua di Pasundan.

Disclaimer: Portal Majalengka hanya sekadar menfinformasikan bagi pembaca dari berbagai referensi.***

Editor: Andra Adyatama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah