Sejarah Terbentuknya Desa Bodas Berawal dari Kisah Wanita Rupawan Nyimas Madusari Berkulit Putih

2 Juni 2023, 21:34 WIB
Sejarah Terbentuknya Desa Bodas Berawal dari Kisah Wanita Rupawan Nyimas Madusari Berkulit Putih /YouTube Zaki Eksplor

PORTAL MAJALENGKA - Sejarah terbentuknya Desa Bodas, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu berawal dari kisah wanita rupawan Nyimas Madusari yang memiliki kulit putih dan bersih.

Dahulu kala Desa Bodas ini masih berupa hutan belantara yang tak berpenghuni. Nama Bodas berasal dari kisah Nyai Mas Madusari yang dikenal Buyut Bodas.

Konon Nyai Mas Madusari adalah putri Sunan Kuning dari Keraton Kesultanan Mataram yang ikut berjuang mengusir penjajah Belanda di Indonesia pada saat itu.

Baca Juga: INI Keutamaan Bulan Dzulhijjah serta 5 Amalan Istimewa yang Dianjurkan bagi Umat Islam

Ia juga ditemani kedua saudaranya yaitu Raden Mas Adi Wiranata yang dikenal Raden Mas Adiningrat dan Raden Dalem Luseng.

Pada abad itu Sunan Kuning dari Mataram membawa pasukan perangnya diperintahkan oleh ayahnya Sunan Agung Mataram untuk menyerang Belanda di Batavia.

Saat itu Raden Mas Adiningrat menjadi senopati perang dengan membawa peralatan perang seadanya.

Baca Juga: ILO Dukung Pengembangan Keterampilan Berbasis Industri Bagi Perekonomian Maritim Indonesia

Karena perlengkapan perang paaukan Mataram yang kalah canggih sehingga Sunan Kuning dan pasukannya mengalami kekalahan dan kembali ke Mataram. Namun di tengah perjalanan pulang ketiga anaknya dan sebagian pasukannya tersesat di hutan.

Raden Mas Dalem Luseng tersesat dan tinggal di wilayah Majalengka, dan kedua anaknya tersesat di wilayah Indramayu yaitu Nyimas Madusari dan Raden Mas Adiningrat.

Kedua kakak berdik itu rupanya tidak berniat kembali ke Mataram lantaran ingin terus berusaha menyusun kekuatan jika suatu saat nanti akan bertempur kembali dengan para penjajah.

Baca Juga: Peristiwa Luar Biasa Apa Saja yang Terjadi di Bulan Dzulhijjah? Simak di Sini

Untuk menempati wilayah tersebut akhirnya sekitar tahun 1961 Nyimas Madusari dan Raden Mas Adiningrat beserta anak buahnya membuka lahan untuk permukiman dan lahan pertanian untuk penghidupannya.

Nyimas Madusari menggunakan caranya untuk menebang pohon taitu menggunakan api yang dan dibantu oleh adiknya Raden Mas Adiningrat.

Karena Nyi Mas Madusari membuka lahan dengan cara membakar hutan maka hasilnya selalu dibatasi oleh sungai, hingga nantinya akan dijadikan batas desa yang berbatasan dengan sungai Cimanuk dan Cibuaya.

Baca Juga: Pilkades Serentak 2023 Majalengka: Wiwi Widiawati Sosok Petahana Terpilih Tiga Kali, Terakhir Lawan Suami

Hingga alkisah saat itu Nyimas Madusari tengah mandi di sungai, dan lewatlah seorang Sunda yang menggunakan rakit bambu melihat Nyimas Madusari tengah mandi di sungai.

Karena rupawan Nyimas Madusari dan terlihat kulitnya yang berwarna putih maka orang tersebut menunjuk dengan berkata

"Ayah jelema bodas (ada orang berkulit putih)"

Maka setelah kejadian itu, Nyimas Madusari menjadi buah bibir para pengguna sarana transportasi sungai yang kebanyakan dari daerah Pasundan.

Sejak saat itulah hutan yang telah dibakar dan dijadikan permukiman itu diberi nama pendukuhan Bodas. Selain itu Nyimas Madusari yang disebut juga Nyimas Mayangsari menetap di pedukuhan tersebut.

Begitu pun sang adik menetap di pedukuhan tersebut sampai berketurunan salah satu anaknya bernama Raden Nur Alim dan Raden Nur Ngalim yang pernah bertempur melawan Belanda.

Kini makam Nyi Mas Madusari yang disebut-sebut sebagai Buyut Bodas itu berada di samping Masjid Jami Babussalam Desa Bodas dengan sebutan Buyut Putih dan makam Raden Mas Adiningrat terdapat di pemakaman umum dengan sebutan Buyut Mas.

Itulah kisah terbentuknya Desa Bodas, Kecamatan Tukdana, Kabupaten Indramayu.***

 

Editor: Muhammad Ayus

Sumber: YouTube SASAKALA

Tags

Terkini

Terpopuler