KESAKTIAN Putra Sunan Gunung Jati yang Gagah Berani, Hadapi Para Perompak Seorang Diri

1 September 2022, 06:30 WIB
Ilustrasi Sunan Gunung Jati, salah satu Walisongo. /Tangkap layar YouTube.com/Delta Buana

PORTAL MAJALENGKA - Pangeran Brata Kelana merupakan putra Sunan Gunung Jati, yang memiliki satu kisah tragis ketika ia hendak pulang ke Cirebon dengan menggunakan kapal laut.

Ditengah perjalanan pulang Pangeran Brata Kelana putra Sunan Gunung Jati yang hanya membawa beberapa pengawal saja, dihadang oleh para perompak.

Para pengawal Pangeran Brata Kelana putra Sunan Gunung Jati jatuh berguguran dan hanya tersisa dua orang pengawal saja.

Baca Juga: Abu Nawas Dianggap Gila, Mencari Neraka di Rumah Warga Membuat Sultan Harun Al Rasyid Terbahak-bahak

Pangeran Brata Kelana memerintahkan dua prajurit itu untuk melompat dan melarikan diri, sementara dirinya tetap menghadapi para perompak laut seorang diri.

Kedua prajurit yang tersisa ia suruh melompat dan segera menyelamatkan diri untuk melaporkan kepada Sunan Gunung Jati.

Pangeran Brata Kelana yang memiliki kebal senjata ini menghadapi keroyokan dari para perompak lautan. Putra Sunan Gunung Jati berjuang sendirian untuk hadapi beringasnya para perompak.

Baca Juga: PENGEMBARAAN Sunan Gunung Jati hingga Bertemu Rojo Nogo Petoko

Satu kisah tentang perjalanan salah satu putra Sunan Gunung Jati yang harus wafat saat menghadapi para perompak atau bajak laut yang kerap menghadang di lautan Cirebon. Berikut kisahnya.

Merupakan salah satu putra dari Sunan Gunung Jati dari Istri Ratu Baghdad, Pangeran Brata Kelana adalah adik dari Pangeran Jaya Kelana.

Perbedaan tampak terlihat dari dua kakak beradik ini yaitu Pangeran Brata Kelana dengqn Pangeran Jaya Kelana, hal ini dilihat dari sifat dan juga wataknya.

Baca Juga: Keramat Gus Miek: Sholat di Kediri Tiba-tiba Pindah ke Baghdad, Jamaah Kebingungan Baliknya Bagaimana

Pangeran Brata Kelana dikenal dengan pemuda yang sangat baik, sementara Pangeran Jaya Kelana malah sebaliknya.

Tumbuh menjadi sosok pangeran yang sangat gagah berani, Pangeran Brata Kelana tumbuh menjadi pemuda yang gagah berani.

Memiliki satu cita-cita yang aneh dari Pangeran Brata Kelana yang memiliki cita-cita untuk bisa mati Sahid.

Baca Juga: JANGAN ANGGAP REMEH, 4 Buah-buahan Harga Murah Ini Dapat Meningkatkan Imun dan Kekebalan Tubuh

Pangeran Brata Kelana harus wafat karena ditusuk pimpinan perompak yang licik dengan menusuk dari belakang.

Mendengar kabar tentang putranya yang meninggal karena perompak membuat Sunan Gunung Jati menjadi murka.

Sunan Gunung Jati mengutus Panglima Perang Jaka Taruna yang bergelar Ki Gede Bungko untuk menghabisi para perompak dari laut Cirebon.

Baca Juga: KERAMAT WALI, Keramat Mbah Bolong Santrinya Sunan Ampel

Sunan Gunung Jati mengutus Panglima Perang Jaka Taruna yang bergelar Ki Gede Bungko untuk menghabisi para perompak dari laut Cirebon.

Ki Gede Bungko pun langsung berlayar dan mencari para perompak yang sudah membunuh Pangeran Brata Kelana.

Memiliki kesaktian yang luar biasa Ki Gede Bungko bersama pasukan yang dibawanya mengejar semua perompak yang ada di laut Jawa.

Baca Juga: Habib Luthfi bin Yahya Menjelaskan Keramat Sunan Ampel yang Masih Dirasakan Masyarakat Modern Saat Ini

Ki Gede Bungko tanpa memberi ampun menumpas dan menghabisi para perompak itu.

Ki Gede Bungko menghabiskan semua perompak, Hingga pesisir pantai Cirebon aman dari para pembajak.

Ki Gede Bungko bernama asli Jaka Taruna yang merupakan veteran Angkatan laut kerajaan Majapahit.

Ki Gede Bungko merupakan murid dari Sunan Ampel, bukan saja alim Ki Gede Bungko juga memiliki kesaktian luar biasa.

Baca Juga: Jadwal Persib Bandung Pekan Ke-8 BRI Liga 1 2022/2023: Diambang Hattrick Kekalahan Lawan RANS Nusantara FC

Jaka taruna atau Ki Gede Bungko di bawa oleh Sunan Gunung Jati ke Cirebon untuk membantunya memerintah Cirebon.

Ki Gede Bungko dianugerahi jabatan sebagai panglima perang Angkatan laut oleh Sunan Gunung Jati.

Gelar Ki Gede Bungko ia dapatkan ketika Jaka Taruna mengikuti Sunan Gunung Jati di Cirebon.

Selain menjadi Panglima Laksamana Laut Cirebon, Sunan Gunung Jati juga menghadiahi 3 daerah untuk dipimpin Ki Gede Bungko.

Baca Juga: KERAMAT WALI ALLAH, Sunan Ampel Mengubah Batu Menjadi Ayam Jago

Salah satunya adalah Desa Bungko yaitu desa yang sekarang terletak di pesisir laut cirebon bagian utara.

Jaka Taruna sendiri berasal dari Banyuwangi, hal ini dibuktikan dari peninggalannya yaitu Angklung Bungko.

Angklung Bungko menjadi salah satu alat musik yang konon katanya hingga kini masih ada di Desa Bungko.

Baca Juga: Turunkan Asnawi sejak Menit Awal, Ansan Greeners Sukses Menang Telak 0-3 di Kandang Gimpo FC

Dan angklung bungko itu sama persis dengan angklung yang berasal dari daerah Penambangan atau Banyuwangi.

Dikatakan dalam beberapa kisah bahwa disela-sela kesibukan Ki Gede Bungko, ia selalu menyempatkan diri untuk memainkan angklung Bungko.

Pada saat Ki Gede Bungko wafat, ia dimakamkan di tempat itu juga yaitu di Desa Bungko.

Baca Juga: Harga Tiket Persib Bandung vs RANS Nusantara FC Pekan Ke-8 BRI Liga 1, Berikut Cara dan Ketentuan Pembeliannya

Namun terdapat sumber sejarah lain yang mengatakan bahwa kalau Ki Gede Bungko di makamkan di Astana Gunung Jati.***

Editor: Andra Adyatama

Sumber: YouTube wisata religi

Tags

Terkini

Terpopuler