PORTAL MAJALENGKA - Sunan Gunung Jati merupakan Sultan yang memimpin kesultanan Cirebon menggantikan uwaknya Pangeran Walang Sungsang.
Banyak naskah yang menceritakan sejarah tentang Sunan Gunung Jati selama hidupnya serta selama ia menjadi Sultan di Kesultanan Cirebon.
Banyak kisah dan sejarah yang terjadi di masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati, dari mulai ia berdakwah hingga hal hal yang membuat geger kesultanan Cirebon.
Salah satu kisah pada masa Sunan Gunung Jati yang membuat gempar Kesultanan Cirebon tercatat pada Naskah Mertasinga.
Pada naskah itu tertulis sebuah kisah tentang wafatnya Sunan Penggung yang membuat geger kesultanan Cirebon.
Menjadi satu kematian yang tidak wajar pada saat Sunan Penggung wafat, pasalnya dalam mengurus jasad Sunan Penggung masyarakat Cirebon merasa kesusahan.
Baca Juga: Luar Biasa! Gelandang Muda Persib Bandung Beckham Putra, Lakukan Ini Saat Liburan Ramadhan
Jasad Sunan Penggung diceritakan dalam Naskah Mertasinga wafat dalam keadaan berdiri tegak, dengan kedua tangan bertolak pinggang.
Kedua mata Sunan Penggung menatap kedepan menampakkan kemarahan dengan raut muka yang menyeramkan.
Masyarakat yang hendak mengurusi jenazahnya pun merasa kesusahan karena tubuh sang Sunan tidak mampu diangkat walau oleh banyak orang.
Raden Fatahillah yang turut hadir pun tidak kuasa untuk mengurus jenazah Sunan Penggung yang sangat aneh dalam kematiannya.
Raden Fatahillah ditengah kebingungannya akhirnya dia bergumam dan berkata,
"Seandainya Sunan Kalijaga ada disini, niscaya tidak akan sesulit ini" ucap Raden Fatahillah.
"Namun sayang Sunan Kalijaga saat ini sedang berada di Mataram" ucapnya lagi.
Baru saja Raden Fatahillah selesai berkata tanpa diketahui dari mana datangnya, Sunan Kalijaga sudah ada ditempat itu.
Sunan Kalijaga kemudian mendekati Sunan Penggung dengan berkata,
"Kenapa harus seperti ini, ini tidak baik, ini menyusahkan banyak orang" ucap Sunan Kalijaga.
"Bukan kah bisa meninggal dengan cara baik-baik saja" ucap Sunan Kalijaga.
Baru saja Sunan Kalijaga selesai berucap, jenazah Sunan Penggung berubah menjadi seperti layaknya orang meninggal biasa.
Jenazah itu kemudian bisa dibaringkan dan ditutup matanya serta dimandikan oleh masyarakat yang kemudian dikuburkan.
Itulah sekilas tentang kematian Sunan Penggung yang kisahnya tertulis dalam naskah Mertasinga, Wallahu 'alam bishowab.***
Disclaimer: Sejarah memiliki beberapa versi yang berbeda dalam penuturannya, kami hanya menuliskan berdasarkan sumber yang ada.