PORTAL MAJALENGKA - Perjalanan Ki Gede Alang-Alang bersama Walangsungsang dan Rara Santang berlanjut dan tinggal di dukuh Cirebon Pasisir.
Pangeran Walangsungsang larut dengan kehidupan masyarakat kecil, dan ia memerankan dirinya sebagal Guru Agama Islam, dengan panggilan akrab Ki Samadullah.
Bersama santri-santrinya, Ki Samadullah, mendirikan Tajug (Masjid), diberi nama Jalagrahan. (Jala=air; grahan=rumah), yang terletak di tepi laut.
Baca Juga: Sosok Abu Wafa, Astronom Sekaligus Matematikawan Muslim yang Pengembang Konsep Trigonometri
Sebelumnya Cirebon dipimpin oleh Ki Danusela atau Ki Gede Alang-Alang dan wakilnya Pangeran Walangsungsang.
Setelah Ki Gede Alang-Alang meninggal, Pangeran Walngsungsang mewarisi jabatan sebagai Kuwu Caruban, ia menjadi Kuwu ke II Caruban.
Disinilah Walangwungsang diangkat menjadi penguasa Caruban dengan gelar Sri Manggana.
Atas kecerdasannya, Caruban menjelma menjadi sebuah desa yang maju, bahkan menjadi Kota Pesisir utara yang ramai dikunjungi orang.